Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kalla Warning Kader Golkar

Jangan Asal Minta Uang via Telepon, Disadap Masuk Penjara

Rabu, 18 Juni 2008 – 10:15 WIB
Kalla Warning Kader Golkar - JPNN.COM

JK juga minta para kader partai berlambang pohon beringin tersebut untuk bekerja secara terbuka. "Kalau zaman dulu partai dikelola seperti toko sebagai CV, uang keluar masuk dicacat saja atau bon. Itu zaman dulu boleh, karena kita sendiri memeriksa diri kita sendiri. Sekarang, partai itu sama dengan PT Tbk atau perusahaan yang terdaftar di bursa. Jadi, di akuntannya periksa, publik bisa baca, kalau salah direksinya masuk penjara, dihukum. Itulah sekarang partai itu. Jadi, anda ini merupakan manajer-manajer keuangan daripada PT Tbk yang ada di daerah-daerah, begitu salah-salah anda juga bisa kena, atau calon yang diusulkan di daerah itu bisa tidak sah, tiba-tiba ada tulisan bantuan dari Singapura, bantuan dari Amerika, matilah anda," papar Kalla disambut gelak tawa ratusan kader golkar undangan dari seluruh tanah air.

Contoh lain, lanjut Kalla, ketahuan ada orang asing sumbang namun tidak ditulis, juga berbahaya. "Kalau CV, boleh terima uang dari mana saja, masuk kantong kiri kanan. Tapi kalau PT Tbk yang ada di bursa saham itu (sumber keuangan) harus betul-betul sesuai dengan aturan," terang dia.

Kalla membandingkan, bila juru kampanye merupakan penyebab kampanye baik, namun jika dia tak hadir paling-paling berakibat pada turunnya suara, misalnya turun 10 atau 100 orang. "Tapi kalau anda yang bikin salah anda, bisa masuk penjara, karena ada hukumannya sekian bulan sekian tahun, ya macam-macam, partai juga sengsara. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang teratur, seperti saya samakan dengan perusahaan yang teratur, ada pembukuannya, ada sumbernya, karena ini bukan milik pribadi. Disamping ada aturan, golkar ini bukan partai turunan," tukasnya.

Kalla mengumpamakan, golkar tidak seperti di partai berkuasa di India, awalnya Ghandi, turun ke Sonia Gandhi, dan Ghandi lagi. Begitu juga di Pakistan dengan turunan Butho yang kemudian diganti lagi dengan anak cucunya Butho. "Jika seperti Ghandi dan Butho penanggung jawabnya ke pribadi. Ini (partai di Indonesia) tidak seperti itu, disamping namanya terbuka, ke internal terbuka dan keluar terbuka juga. Nah, dalam rangka itulah maka faktor ketertiban juga sangat penting, sama pentingnya dengan hal-hal lain," pungkasnya.(gus/jpnn)

JAKARTA - Dikuaknya hasil penyadapan pembicaraan via telepon yang melibatkan sejumlah petinggi kejaksaan agung dengan Artalyta Suryani alias Ayin,

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close