Karya Futuristik Voxeaa Padukan Musik dan Kecerdasan Buatan
jpnn.com, SINGAPURA - Musikus asal Singapura, Muhammad Ariffin Bin Tahir, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Voxeaa, tengah menjadi sorotan di dunia musik elektronik.
Dia memadukan teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan musik elektronik, menciptakan karya yang penuh inovasi dan energi. Pendekatan futuristik ini membuat Voxeaa menonjol di tengah persaingan industri musik global.
Debut Voxeaa dimulai pada 2015 dengan single "Money," yang membuka jalannya sebagai musisi elektronik. Sejak itu, dia bereksperimen dengan berbagai teknologi untuk menciptakan suara unik.
Salah satu inovasinya adalah pemanfaatan AI dalam proses produksi, memungkinkan terciptanya harmoni yang tak terduga dan pengalaman mendalam bagi pendengarnya. Lagu-lagu seperti "Gorit" dan "?????" menjadi bukti eksplorasi teknologinya yang memukau.
Kolaborasi dengan musisi internasional turut memperkaya karya Voxeaa. Bersama Dorofeeva, NiceBeatzProd, hingga Anet Sai, Voxeaa melahirkan karya-karya lintas budaya dan genre yang mendapatkan sambutan luas.
Lagu seperti "Black Bacardi" dan "Drive Through the Night" tidak hanya memperluas jangkauan musiknya tetapi juga mengukuhkan posisi Voxeaa di kancah internasional.
Voxeaa memandang musik sebagai alat pemberdayaan. Melalui lirik dan komposisinya, dia menyampaikan pesan-pesan positif, seperti ketahanan mental dan harapan. Filosofi ini tercermin dalam karya-karyanya yang sering mengangkat tema pemberdayaan diri.
"Saya ingin musik saya tidak hanya menghibur, tetapi juga memotivasi pendengarnya untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka," ujar Voxeaa, dalam keteerangannya, Sabtu (7/12).