Kasihan..22 Orang Masih Dipasung
PROBOLINGGO – Meski sudah dilarang, pemasungan masih terus terjadi. Di Probolinggo, sedikitnya 22 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) hidup dengan pemasungan. Upaya membebaskan mereka terus dilakukan.
Kemarin (2/6) Puskesmas Pembantu Wringinanom, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, membebaskan Sulaiman, 51, warga Dusun Pentongan, Desa Wringinanom, dari pasungan. Dia dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan.
Jamal, 58, kakak Sulaiman, mengatakan, adiknya dipasung sejak 1991. Saat itu Sulaiman mendadak mengalami gangguan jiwa. Bahkan, Sulaiman sering akan membakar anaknya. Karena itu, keluarga memutuskan untuk memasung Sulaiman. "Karena mengamuk terus dan mau membakar anaknya," ujar Jamal kepada Jawa Pos Radar Bromo.
Awalnya, papar Jamal, pemasungan Sulaiman disembunyikan dari petugas kesehatan. Namun, Jamal sadar bahwa adiknya bisa diobati. "Alhamdulillah, saya dan keluarga senang karena adik sudah sembuh. Nanti saya ikuti petunjuk dokter supaya dia tidak sakit lagi," ujarnya.
Kepala Puskesmas Tongas dr Ria Tjahjandani mengatakan, pada 2015 ada tiga orang yang dibebaskan dari pasungan. Tahun ini ada tiga orang lagi.
"Pengobatan dilakukan setelah observasi. Ternyata keluarga sangat mendukung saat dilakukan pengobatan. Alhamdulillah, tidak sampai dua bulan diobati, Sulaiman sudah sembuh dan kami lepaskan sekarang,” terang dia.
Soal orang dipasung di Kabupaten Probolinggo, Ria menyatakan masih banyak. Pada 2015, ada sekitar 150 orang yang dipasung. Dengan petugas turun ke desa untuk melakukan pengobatan, pada akhir 2015 tersisa 36 orang yang dipasung. Awal tahun ini masih ditemukan 31 orang yang dipasung.
Namun, selama 2016, ada 45 orang yang sudah dibebaskan. Dengan begitu, kini tersisa 22 orang yang masih dipasung. "Tahun ini sekabupaten ada 45 orang yang dibebaskan dari pasung karena dinyatakan sembuh," ujarnya. (mas/rud/c11/ami/flo/jpnn)