Kasus Vaksin Palsu, IDI: Mohon Kami Diberikan Perlindungan
jpnn.com - JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta maaf kepada seluruh masyarakat, terkait beredarnya vaksin palsu. Atas kejadian itu, IDI berjanji akan intropeksi dan melakukan pengawasan secara ketat dalam profesi dokter.
"Kami sudah berdebat tentang musibah yang dialami masyatakat. Tapi, apa pun itu, IDI dan negara harus meminta maaf kepada masyarakat untuk musibah yang terjadi," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Ilham Oetama Marsis saat konferensi pers di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (21/7).
Seperti pernyataan Presiden Joko Widodo, sambung Marsis, kasus vaksin palsu ini harus menjadi bahan intropeksi bagi setiap pemangku kepentingan terutama instansi yang bergerak dalam bidang kesehatan.
"Pesan Pak Jokowi bahwa terjadinya musibah ini harus mengemukakan pelajaran bersama-sama, kita wajib melakukan intropeksi. Bukan hanya kami sebagai dokter tapi negara," imbuh Marsis.
Marsis mengatakan, pihaknya akan memberikan tenaga, materi, dan pikirannya untuk menanggulangi kasus ini, khususnya korban-korban vaksin palsu. Dia mengaku, sudah memerintahkan anggota IDI di seluruh Indonesia, untuk memberikan bantuan tenaga medis serta melakukan imunisasi ulang.
Meski begitu, Marsis meminta agar pemerintah dan penegak hukum memberikan perlindungan kepada dokter-dokter anak. Jangan sampai, tujuan dokter memberikan vaksinasi ulang, dijadikan ajang balas dendam oleh masyarakat.
"Mohon kami diberikan perlindungan. Kami akan jalankan tugas-tugas kami," tandas Marsis. (Mg4/jpnn)