KBRI di Yaman Kena Bom, Menteri Retno Minta Tanggung Jawab Arab Saudi
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi meminta penjelasan Arab Saudi melalui duta besarnya untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim terkait serangan bom koalisi negara Teluk yang mengenai gedung KBRI di Sana’a, Yaman, Senin (20/4). Retno meminta klarifikasi pemerintah Arab Saudi dalam rapat tertutup dengan Mustafa di sela-sela kegiatan Konferensi Asia Afrika (KAA).
"Saya meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi pada tanggal 20 April kemarin," kata Retno usai rapat di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (21/4).
Retno mempertanyakan penyebab KBRI bisa terkena imbas serangan bom Arab Saudi di Sana'a. Padahal, kata dia, pemerintah Indonesia pada 26 Maret lalu telah menginformasikan mengenai koordinat lokasi KBRI maupun Wisma Indonesia di Yaman.
"Kami sudah berikan koordinat KBRI dan Wisma Indonesia di sana dengan harapan bahwa karena ini adalah misi diplomatik, maka harus dilindungi. Ada kewajiban dari semua pihak untuk melindungi perwakilan diplomatik negara manapun," tegas Retno.
Dalam pertemuan itu, Retno juga meminta pertanggungjawaban pemerintah Arab Saudi atas sejumlah kerusakan gedung KBRI di Yaman. Menurutnya, 80 persen kondisi KBRI di Sana’a mengalami kerusakan akibat ledakan tersebut. Selain itu, sambung Retno, semua mobil KBRI juga hancur akibat serangan bom.
"Jadi itulah yang saya sampaikan kepada Duta Besar Arab Saudi, dan beliau berjanji akan menyampaikan pertanyaan saya ini kepada pemerintah Saudi di Riyadh. Saya menggaris bawahi bahwa hubungan Indonesia dan Saudi Arabia sangat baik, dan saya tidak mau hal-hal seperti ini akan mengganggu hubungan bilateral kedua negara," tandas Retno.(flo/jpnn)