Kecil Tapi Nyaring, PSI Berpotensi Jadi Kuda Hitam Pemilu
jpnn.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dinilai bisa menjadi kuda hitam di Pemilu 2019. Partai besutan Grace Natalie itu dinilai mampu bersaing meski termasuk partai baru.
Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono mengatakan, popularitas caleg dan visi misi PSI efektif mendongkrak popularitas partai.
"Seperti Tsamara Amany, dia sering muncul di televisi dan sering hadir menjadi perbincangan dalam berbagai diskusi di media sosial. Itu yang saya kira membuat popularitas cukup tinggi dan bisa menjadi kuda hitam," kata Rudi di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (18/2).
Rudi juga menyoroti keberanian PSI mengangkat isu-isu sensitif. Seperti antipoligami, perda injil, perda syariah dan lainnya.
"Mereka kecil, tapi suaranya begitu nyaring. Banyak berbicara isu - isu sensitif yang tidak dibahas partai lain. Strategi ini justru membuat kampanye gratis, dengan isu-isu sensitif ini mereka jadi banyak diperbincangkan dan dikenal orang," tuturnya.
Pada survei nasional yang dirilis Y-Publica, PSI menempati tingkat elektabilitas papan tengah yakni 2,9 persen. PSI mengalahkan partai-partai besar seperti PAN, Perindo, Hanura, dan PBB.
Berikut hasil survei nasional elektabilitas partai politik Januari 2019 yang dirilis Y-Publiva. PDIP 27,3 persen, Gerindra 15,2 persen, Golkar 8,9 persen, PKB 7,1 persen, Demokrat 6,4 persen, Nasdem 3,6 persen. PPP 3,5 persen, PKS 3,4 persen, PSI 2,9 persen, PAN 2,8 ersen, Perindo 2 persen.
Hanura dan PBB 1 persen, Berkarya 0,9 persen, PKPI dan Garuda 0,4 persen. Sementara suara yang belum menjawab sebanyak 13,2 persen.
Survei dilakukan pada 21-30 Januari 2019 di tiga dapil DKI mencakup Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Jumlah responden masing-masing dapil dari setiap kecamatan sebanyak 800 responden. Sampel dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)