Kegelisahan Hati Janda dan Istri Pejuang ISIS...
Difansa adalah satu di antara sedikit istri para pejuang ISIS yang tujuan hijrahnya ke Khilafah Islam bukan untuk menikah.
''Saya ditawari operasi gratis. Saya juga dijanjikan terapi bagi anak saya yang autis saat itu. Tanpa pikir panjang, saya langsung berangkat (ke Iraq, Red),'' ungkap ibu tiga anak itu.
Setiba di Mosul, semua yang Difansa harapkan terkabul.
Anaknya yang sampai usia 3 tahun masih merangkak pun kemudian bisa berjalan.
Kesuksesan itulah yang membuat dua perempuan Indonesia lain yang mengenal ISIS lewat propaganda online kelompok tersebut mengikuti jejak Difansa.
Kakak beradik Syarafina Nailah dan Nur Kharadhania lantas menyusul. Bukan ke Iraq, melainkan ke Syria.
Bagi tiga perempuan Indonesia yang tinggal di Raqqa sebagai pengikut ISIS itu, perubahan sikap suami merekalah yang lantas memicu bencana.
''Suami saya dan teman-temannya tidak mau lagi berjihad. Mereka memilih hidup normal. ISIS tidak menghendaki itu,'' ucap Difansa.