Kembangkan Shale Gas Butuh USD 8 Juta
Kamis, 24 Februari 2011 – 09:06 WIB
JAKARTA – Pemerintah menargetkan tahun ini juga bisa dilakukan pilot project untuk shale gas. Namun, ongkos yang harus digelontorkan pemerintah untuk mengembangkan sumber energi baru shale gas tergolong mahal, yaitu mencapai USD 8 juta per sumurnya. Padahal jika berkaca dari negara lain seperti Amerika Serikat yang telah mengembangkan shale gas, biayanya sekitar USD 2-3 juta saja. “Amerika Serikat hanya membutuhkan biaya sekitar USD 2-3 juta per well (sumur). Kalau kita lebih rumit, karena faktor kedalaman mempengaruhi (biaya investasi),” jelas Edy Hermantoro, selaku Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas di Jakarta . Untuk mengebor sumur shale gas di Indonesia, diperlukan kedalaman hingga 600 meter. Sedangkan, di negara lain hanya cukup mencapai 400 meter saja. Di samping itu, besaran gas yang diperoleh dari sumur shale gas diperkirakan sudah dapat diketahui sekitar 1 bulan sejak pengeboran dilakukan.
Edy menuturkan, sementara ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan pemerintah, cadangan shale gas terutama berada di wilayah Papua dan Sumatera. Shale gas merupakan gas unconventional seperti CBM (Coal Bed Methane/Gas Batubara). Ini merupakan gas yang dihasilkan yang diharapkan dapat menambah pasokan gas guna memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat terhadap sumber tersebut.
Shale gas sendiri merupakan gas yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi. Proses yang dibutuhkan untuk mengubah batuan shale menjadi gas adalah sekitar 5 tahun. (lum)