Kemenkes Klaim Sebagian Persoalan Gizi Tuntas
Kamis, 22 November 2012 – 07:47 WIB
Nafsiah memaparkan, secara umum pola konsumsi pangan masyarakat mengalami perubahan. Masyarakat makin jarang menjalakan pola makan dengan gizi seimbang. "Perubahan gaya hidup juga menyangkut pola makan. Seperti kebiasaan makan di luar rumah, mengonsumsi pangan olahan, makan tidak seimbang antara lain tinggi minyak atau lemak atau gula, tapi rendah sayur dan buah,"jelasnya.
Berdasarka n data Susenas 2011, karakteristik pola konsumsi pangan masyarakat antara lain, konsumsi kelompok minyak dan lemak sudah diatas anjuran kecukupan. Padahal, konsumsi sayur atau buah "baru mencapai 63,3%. "Konsumsi pangan hewani sebesar 62,1%, konsumi kacang-kacangan 54%, konsumsi umbi-umbian 35,8% dan kontribusi pangan olahan dalam pola makan sehari-hari yang sudah tinggi. "Pola makan pangan yang tidak seimbang merupakan merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit degeneratif",ujarnya.
Di sisi lain, Menkes mengklaim bahwa ada tiga masalah gizi yang sudah dapat dikendalikan. Antara lain, persoalan ekurangan Vitamin A pada anak Balita, gangguan Akibat Kurang Iodium dan anemia Gizi pada anak 2-5 tahun. Berdasarkan duasurvei terakhir tahun 2007 dan 2011 menunjukkan, secara nasional proporsi anak dengan serum retinol kurang dari "20 ug sudah di bawah "batas masalah kesehatan masyarakat, artinya masalah kurang vitamin A secara nasional tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.