Kepala SMK di Tabanan Minta Video Remas Payudara tak Disebar
jpnn.com, TABANAN - Kepala SMK di Tabanan, I Made Arimbawa meminta semua pihak untuk menahan diri menyebar video remas payudara yang dilakukan oleh siswanya.
Permintaan itu disampaikan I Made setelah menjatuhkan sanksi kepada empat siswa dan siswi yang dianggap telah melakukan tindakan asusila.
Pihak sekolah berharap agar video yang sudah terlanjur tersebar agar tidak di-share lagi karena akan berdampak pada psikologis korban dan permasalahan ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Dengan kejadian ini, pihak sekolah berjanji akan meningkatkan pengawasan dan terus melakukan komunikasi yang intens dengan siswanya agar menggunakan gadget untuk hal-hal positif.
“Atas kejadian ini tentunya kami meminta maaf, namun kami akan meningkatkan pengawasan dan melakukan pencegahan agar kedepannya peristiwa seperti ini tidak terulang kembali,” kata I Made seperti yang dilansir Radar Bali (Jawa Pos Group).
Seperti diketahui, empat siswa di salah satu SMK di Tabanan membuat video mesum saat praktikum laundry. Video berdurasi sekitar 10 detik itu membuat korbannya yang tak lain teman sekelasnya langsung shock. Sebab, video itu viral di dunia maya. Kini empat pelaku dipecat dari sekolahnya.
Pihak sekolah mengambil langkah tegas untuk memberikan efek jera kepada para siswanya yang ada dalam video berkonten pornografi berdurasi 10 detik yang viral di media sosial sejak Rabu (15/11). Empat orang siswa langsung dikembalikan kepada orang tuanya untuk dibina alias diberhentikan dari sekolah. (jpnn)