Ketahui Performa Bercinta dari Ukuran Leher
jpnn.com - SELAMA ini performa bercinta pria lebih diukur dengan memperhatikan ukuran penisnya. Namun sebuah studi terbaru menemukan bahwa ukuran leher pria justru lebih bisa diandalkan untuk mengetahui seberapa baik performa mereka di tempat tidur.
Studi dilakukan oleh tim peneliti Turki ini menyimpulkan bahwa pria dengan leher yang besar lebih berisiko untuk mengalami disfungsi ereksi dibandingkan pria yang memiliki leher lebih kecil atau kurus.
"Lingkar leher dapat menjadi komponen baru sindrom metabolik pada disfungsi ereksi. Kami menemukan bahwa leher pria dengan panjang keliling 35 cm atau lebih memprediksi adanya disfungsi ereksi," jelas para peneliti.
Sementara itu menurut Mayo Clinic, pria yang mengalami disfungsi ereksi tidak lagi bisa mendapatkan atau mempertahankan ereksi saat berhubungan intim. Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor biologis dan psikologis termasuk obesitas, kurang olahraga, merokok, konsumsi alkohol, obat-obatan terlarang, dan stres. Ini merupakan masalah kesehatan seksual yang paling banyak didiagnosis pada pria.
Studi dari University School of Medicine di Ankara, Turki, ini melakukan pengujian pada lebih dari 90 pria berusia antara 40 tahun hingga 60 tahun. Hasilnya, pria yang lingkar lehernya di atas 35 cm lebih berisiko terkena disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria lain yang terdaftar dalam penelitian.
"Ini adalah studi yang sangat menarik. Lingkar leher yang lebih besar juga terkait dengan sleep apnea. Sleep apnea sendiri terkait dengan gairah yang rendah," kata peneliti dari St. Mary’s Hospital, Paddington, Inggris, Dr David Goldmeier, seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa (19/11).
Studi sebelumnya juga telah menemukan adanya hubungan antara sleep apnea dan hilangnya libido pada wanita atau disfungsi ereksi pada pria. Data dari studi di tahun 2009 menunjukkan bahwa 70 persen pria yang dirawat karena sleep apnea juga dirawat karena disfungsi ereksi. Para ilmuwan menyatakan bahwa penurunan dalam aktivitas seksual dan fluktuasi hormon seks juga bisa disebabkan oleh pola tidur yang tidak teratur.(fny/jpnn)