Ketua MPR Ingatkan Jangan Persoalkan Perbedaan
jpnn.com - KEDIRI – Pemikiran Soekarno tentang Pancasila sempat mendapat pujian dari para pengamat barat. Mereka memuji Soekarno sebagai negarawan yang ulung, karena tidak meniru pola barat maupun timur, baik dalam menyusun konstitusi maupun sistem ketatanegaraan.
Nyatanya antara Indonesia dengan dunia barat dan timur memang berbeda. Dunia barat menyusun konstitusi dan sistem ketatanegaraannya berdasarkan kesamaan suku, budaya, ras dan agama warganya. Sementara Indonesia memiliki lebih dari 17 ribu pulau, ratusan bahasa, ratusan adat istiadat dan keberagaman agama. Karena itu, memang harus berbeda antara sistem ketatanegaraan dan konstitusi Indonesia dengan dunia barat maupun timur.
Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR RI Zulkiifli Hasan saat sambutan pada acara pengajian, khataman Kitab Sarah Asmaul Khusna dan sosialisasi empat pilar MPR RI di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri Jawa Timur, Kamis (10/3).
Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa, kata Zulkifli seperti yang disampaikan Soekarno, diambil dan dikumpulkan dari nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. Karena itu sesungguhnya tidak ada yang perlu dibedakan, apalagi sampai dibenturkan antara Pancasila dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
“Pancasila kalau di ringkas menjadi cinta kasih, dipanjangkan lagi cinta kasih, kekeluargaan dan gotong royong, kalau dipanjangkan lagi ditambah musyawarah mufakat, kalau tidak ada itu bukan Pancasila,” kata Zulkifli menambahkan.
Karena itu, kata Zulkifli semua kelompok masyarakat harus terus mendukung. Ikut berusaha memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat bukan malah mempersoalkan perbedaan.(Adv)