Ketua MPR RI Kirim Ribuan APD ke 79 Rumah Sakit di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet bersama Relawan 4 Pilar, Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan PT Binabakti Niaga Perkasa mengirimkan ribuan berbagai bantuan alat kesehatan seperti APD, thermo gun, masker media N95 dan masker kain kepada 79 rumah sakit di berbagai wilayah Indonesia.
Pengiriman bantuan dilakukan sejak Senin (27/4) kemarin ke 79 Rumah Sakit di seluruh Indonesia.
Mulai dari Aceh (tiga RS), Bali (enam RS), Jakarta (20 RS), Jawa Barat (14 RS), Jawa Tengah (sembilan RS), Kalimantan Barat (tiga RS), Kalimantan Selatan (enam RS), Lampung (tiga RS), NTB (tiga) RS, NTT (lima RS), Riau (satu RS), Sulawesi Selatan (tiga RS) hingga Sulawesi Utara (tiga RS).
"Tak hanya dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia yang kekurangan APD maupun penunjang kesehatan. Di rumah sakit di berbagai belahan negara dunia lainnya juga. Ratusan tenaga medis meninggal akibat COVID-19 di dunia dan puluhan ribu tenaga medis yang terinfeksi. Salah satu penyebabnya lantaran keterbatasan APD. Karena itu, ikhtiar kecil ini kami lakukan guna menyelamatkan para dokter dan tenaga kesehatan, yang sedang berjuang di garis terdepan melawan COVID-19," ujar Bamsoet di Jakarta, Selasa (28/4).
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengingatkan kepada pasien yang berobat ke rumah sakit agar tak berbohong atau menutupi riwayat perjalanan maupun daftar kontak selama beberapa hari terakhir. Termasuk tak menutupi gejala yang dirasakan maupun berbagai hal lainnya yang ditanyakan dokter maupun tenaga kesehatan.
"Tak sedikit dari dokter dan tenaga kesehatan yang juga terinfeksi COVID-19 karena kecerobohan pasien yang tak jujur saat ditanya. Penting untuk disadari semua orang, bahwa menghadapi pandemi COVID-19 membutuhkan kerjasama. Kejujuran pasien bukan hanya akan menyelamatkan dokter dan tenaga kesehatan, melainkan juga menyelamatkan manusia lainnya," tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga mendorong pemerintah untuk lebih menggencarkan test swab, tak hanya sekadar rapid test yang hanya mendeteksi adanya antibodi di tubuh seseorang. Berdasarkan worldometer, tingkat swab di Indonesia terbilang rendah, yakni hanya 75.157, dengan tingkat kasus postif mencapai 9.096 dan kasus meninggal hingga 765.
"India bisa melakukan test swab warganya hingga 665.819, Rusia bahkan hingga 3.019.234. Kita masih kalah dengan Singapura yang melakukan test swab terhadap 121.774 warga maupun Vietnam yang melakukan test terhadap 212.965 warga. Semakin besar test swab yang dilakukan akan semakin memudahkan kerja dokter dan tenaga kesehatan, sekaligus menunjukan keseriusan pemerintah dalam menangani COVID-19," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)