Kisah Bupati 'Mualaf' Politik Menggebu Perjuangkan Marhaen
jpnn.com, JAKARTA - Bupati Jember Faida menyampaikan pengakuan menarik soal dirinya sebagai pendatang baru di kancah politik. Namun, pemahamannya soal politik melonjak setelah mengikuti Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP.
Perempuan kelahiran 19 September 1968 di Malang, Jawa Timur itu mulai menjabat bupati Jember pada Februari 2016. Sebelumnya, Faida digembleng di Sekolah Calon Kada PDIP saat mengikuti Pilkada Jember 2015.
Dari Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP itu pula Faida yang berlatar belakang dokter merasa sehati dengan nasionalisme. Saat itu pula dia tersadar sebagai seorang nasionalis.
“Saya ini seorang 'mualaf' politik. Dari sekolah partai PDI Perjuangan, saya jadi tahu saya ternyata seorang nasionalis toh,” kata Faida saat menjadi pembicara pada workshop Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/7).
Akhirnya, Faida makin sreg dengan PDIP. Misinya dan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sama, yakni memperjuangkan kaum duafa.
“Dari sekolah partai, saya baru tahu bahwa marhaen dan duafa itu sama. Dari pendekatan itulah program-program kerakyatan saya susun,” tuturnya.
Dari Sekolah Calon Kepala Daerah PDIP pula Faida menyadari betapa pentingnya ideologi dalam kepemimpinam. Dia punya analogi soal itu.
Menurutnya, ideologi bagi negara ibarat iman bagi seseorang. “Negara kalau kehilangan ideologi, kehilangan segala-segalanya sebagai negara. Ideologi inilah yang menguatkan ideologi saya sebagai calon pemimpin,” kata perempuan berdarah Arab itu.(jpg/jpnn)