Kloning Anjing Pengendus Kanker
Selasa, 17 Juni 2008 – 12:06 WIB
”Marine memiliki kemampuan istimewa mendeteksi kanker. Saya harap keturunan yang dihasilkan dari proses kloning ini pun memiliki karakter yang sama dengan induknya,” papar Profesor Lee Byeong-chun dari Seoul National University.
Dalam keterangannya, RNL Bio menyatakan bahwa Marine, yang kini berusia enam setengah tahun, mampu mendeteksi sel kanker pasien dengan cara mengendus sampel urin atau napas. Konon, sel kanker mengeluarkan bau khas yang tidak dimiliki sel sehat. Saat ini, sejumlah ilmuwan di negara-negara tertentu sedang meneliti kemampuan anjing mendeteksi kanker paru-paru, payudara, prostat dan kulit, pada stadium awal.
Kloning oleh tim ilmuwan Korsel di bawah pimpinan Lee itu dilakukan atas permintaan perusahaan sel induk Jepang Seems. Proses pengembakbiakan buatan itu dilakukan karena Marine tidak bisa berkembangbiak secara alami. Beberapa waktu lalu, anjing pintar tersebut menjalani operasi pengangkatan rahim yang membuatnya tidak bisa memiliki keturunan secara normal.
Marine mendapatkan keahlian berkat latihan yang diberikan pemiliknya, Yuji Satoh. Tuan Marine itu menjabat sebagai kepala St. Sugar Cancer Sniffing Dog Training Centre yang terletak di Shirahama, Prefektur Chiba. Rencananya, dua dari empat keturunan Marine itu akan dijual kepada dua klien di Jepang, seharga KRW 500 juta (sekitar Rp 4,49 miliar) per ekor.
Selama ini, RNL Bio dikenal sebagai pelopor kloning komersial di Semenanjung Korea. Februari lalu, RNL Bio menerima order dari perempuan Amerika Serikat (AS) untuk ”menciptakan” kembali anjing pitbullnya dengan tarif USD 150.000 (sekitar Rp 1,4 miliar). Lee sendiri adalah ilmuwan yang merupakan bagian dari tim pengkloning anjing pertama di dunia, Snuppy, pada 2005. Musim panas lalu, universitas tempat Lee bernaung sepakat mengembangkan anjing pelacak narkoba untuk bea cukai. (AFP/Rtr/hep/ami)