Komdis PSSI Sebut Divisi Utama 2014 seperti Liga Amatir
jpnn.com - JAKARTA - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengakui bahwa pada musim kompetisi 2014 terjadi gap fokus antara Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama. Akibatnya, banyak sekali pelanggaran di Divisi Utama, sementara ISL level pelanggarannya lebih banyak pada pengulangan.
"Dalam perjalanannya, fokus kita ke ISL dan Divisi Utama berbeda. Selain tidak ada kontribusi juga terlalu banyak klub, sehingga banyak masalah," ucap Ketua Komdis, Hinca Pandjaitan, Selasa (20/1) malam.
Parahnya, kualitas Divisi Utama menurun drastis dan pelanggaran yang terjadi dalam kompetisi menjadi tidak masuk akal. Dia mencontohkan kasus Pieter Rumaropen. Dengan level Divisi Utama yang profesional, lanjut Hinca, kesalahan seperti pemain tidak sah didaftarkan harusnya tak terjadi.
Level kesalahan pun menurut dia masuk dalam ranah amatir. Sebab, di klub profesional tidak seharusnya ada masalah administrasi.
"Kesalahan ini amatir. Harusnya tidak bertanding, mendaftarkan pemain tidak sah, sampai sepak bola gajah, itu bukan di liga Pro, tapi di level amatir," tegasnya.
Untuk itu, Hinca meyakinkan bahwa pada 2015 kualitas kompetisi akan berbeda dan bakal lebih ketat. Pelanggaran seperti tahun 2014, lanjut dia, akan berkurang dan diminimalisir dengan sanksi yang lebih tegas.(dkk/mas/jpnn)