Komentari Debat Cawapres, Fahri: Konservatif Vs Progresif
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai debat antara dua calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu (17/3) malam menegaskan perbedaan jelas antara KH Ma’ruf Amin dengan Sandiaga S Uno. Menurutnya, perdebatan itu memperlihatkan pihak yang hendak melanjutkan capaian pemerintahan saat ini, dengan tawaran baru.
Fahri mengatakan, Kiai Ma’ruf sebagai cawapres bagi Joko Widodo menawarkan kelanjutan program-program presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu. Sementara Sandi, kata Fahri, menyodorkan gagasan yang lebih progresif.
"Jadi tampak sekali mana gagasan yang konservatif, mana yang progresif," ujar Fahri di Jakarta, Senin (18/3). Baca juga: Fahri Lebih Sreg Jurus e-KTP Sandi Ketimbang Program Kartu Sakti Ala Jokowi
Mantan wakil sekretaris jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menilai Kiai Ma’ruf masih menggunakan jurus lawas seperti yang dilakukan Jokowi pada debat calon presiden lima tahun lalu. “Sandi lebih menekankan pada komitmen target 200 hari menyelesaikan masalah kesejahteraan," ujar Fahri.
Legislator asal Nusa Tenggara Barat (NTB) lantas mencontohkan program kartu-kartu ala Jokowi. Sebagai contoh Kartu Indonesia Sehat (KIS), katanya, merupakan implementasi Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Fahri menjelaskan, layanan BPJS Kesehatan telah dimulai pada 1 Januari 2014 atau di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, kata Fahri menambahkan, Jokowi menggantinya dengan KIS sehingga seolah-olah program baru.
Baca juga: Dahnil Jubir Prabowo Cuma Beri Nilai Nyaris Sempurna untuk Sandiaga
"Jadilah seolah-olah KIS itu program hebatnya Pak Jokowi. KIS jadi kartu sakti, dibagi-bagi waktu kampanye, jadi ladang elektabilitas. Padahal konsep dan implementasinya dilakukan pada masa Pak SBY, pemerintahan baru hanya melanjutkan," pungkasnya.(boy/jpnn)