Korban Crane Dikumpulkan, kok gak Singgung Santunan Rp 3,8 M?
jpnn.com - MAKKAH - Kesimpsngsiuran pemberian santunan bagi korban crane dari pemerintah Arab Saudi masih terjadi. Kemarin, para korban luka dikumpulkan di RS Alnoor, tempat korban dirawat kali pertama. Namun, mereka baru mendapatkan ucapan bela sungkawa dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi.
Ratusan korban crane pun kemarin dikumpulkan auditorium RS AlNoor di Makkah. Di antara korban dari berbagai negara itu, 29 di antaranya adalah jemaah haji Indonesia.
Dengan diantar Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH), korban terluka yang sudah kembali ke kloter itu diboyong kembali ke RS milik Arab Saudi itu. Mereka bercampur dengan jemaah haji dari negara Malaysia, India, Pakistan, Turki, Afrika Selatan, dan lain -lain.
Mereka masih tampak luka-luka yang mereka alami karena terhantam langsung maupun tidak langsung crane yang terguling di Masjidil Haram. Masih ada yang berjalan tertatih, anggota badannya terbalut perban, lebam-lebam wajah, ataupun datang dengan menggunakan kursi roda.
Mereka diundang secara khusus oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk mendengarkan pernyataan berduka dari pihak kerajaan terhadap para korban insiden crane. Tidak hanya bagi mereka yang wafat, tetapi juga jemaah haji yang terluka pada insiden yang terjadi pada tanggal 11 September itu.
"Ikut berduka cita. Ikut bersimpati berharap semoga jemaah. Mudah-mudahan bisa menyelesaikan ibadah hajinya Didoakan semoga menjadi jemaah haji yang mabrur," tutur Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat, Rabu (16/9/2015), yang juga hadir dalam acara tersebut.
Dalam acara yang berlangsung kurang lebih sejam itu, setiap korban mendapat goodie bag dari kerajaan Arab Saudi. Sayangnya di acara itu tidak disinggung apakah para korban akan mendapat santunan. Seperti yang sudah diketahui dan beredar, santunan untuk korban luka mencapai 1.000 ribu riyal (3,8 miliar).
"Saya konfirm ke kementrian haji. Belum ada informasi lengkap. Tanya juga Presidensial Masjidil Haram itu juga belum ada informasi malah minta hubungi kementerian haji. Nah sekarang Muassasah mau membawa ini ke kementerian haji," kata Arsyad. (end)