Korem Turun Tangan, Deteksi TKA ke Pelosok Desa
Bupati Bogor Nurhayanti mengamini peningkatan pengawasan di wilayah. Ia mengerahkan seluruh Muspida, Muspika hingga RT/RW untuk turut membantu pendataan WNA di lingkungan sekitar.
Jika ada yang mencurigakan, Yanti -sapaan Nurhayanti- meminta masyarakat melapor untuk ditindak oleh tim pora bersama Imigrasi.
“Hari ini (kemarin, red) sudah kami rapatkan membahas sistem keamanan lingkungan, sampai tingkat RT dan RW. Ketua RT/RW harus tahu kalau ada orang luar yang masuk, apalagi orang asing. Untuk yang dipedalaman, di pabrik-pabrik, kami minta bantuan TNI-Polri dan Imigrasi,” ujarnya usai memimpin rapat koordinasi.
Pada rapat yang dihadiri Kepala Imigrasi Kelas I Bogor dan Kementerian Luar Negeri itu, Yanti juga menegaskan pihaknya bakal menyosialisasikan kepada para imigran, untuk tidak melakukan aktivitas sebagai pengusaha dan bekerja.
Tak hanya TKA asal Tiongkok yang menjadi pembahasan rapat koordinasi kemarin. Namun juga ribuan imigran asal Timur Tengah di kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Imigran yang difasilitasi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) itu banyak memberi dampak negatif kepada lingkungan sekitar.
Yanti mengatakan, Pemerintah Pusat menyarankan agar para Imigran Puncak direlokasi dari kawasan wisata itu. Tapi menurutnya, relokasi itu bukan hal mudah.
Karena meski banyak memberi dampak negatif, namun ada pula masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari keberadaan para imigran.