Korut Ngambek ke Amerika, Korsel Kena Batunya
jpnn.com, SEOUL - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berencana memperingati satu tahun pertemuan antara Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Hanya, Korut dikabarkan tak akan datang. Negara komunis itu masih ngambek setelah pertemuan mereka dengan Presiden AS Donald Trump tak berjalan lancar.
Korsel memang menganggap 27 April 2018 sebagai momentum penting. Dua kepala negara tetangga yang bermusuhan akhirnya bersua. Sebelumnya, pertemuan antarkepala negara itu terjadi pada 2007. Dan pertemuan pada 2018 menjadi cikal bakal KTT Singapura antara Jong-un dan Donald Trump.
Namun, setahun kemudian negosiasi denuklirisasi masih berantakan. Tinggal Seoul yang ingin mengadakan seremoni di Panmunjom. "Kami sudah memberitahukan (kepada Korut, Red) tentang upacara peringatan," ujar juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel kepada Agence France-Presse.
BACA JUGA: Uji Coba Rudal Baru, Korut Kirim Pesan kepada Trump
Moon Jae-in memang sangat agresif dalam hal penyatuan Semenanjung Korea. Anak imigran Korut itu sudah tiga kali bertemu dengan Jong-un untuk bertukar pikiran soal rencana perdamaian. Sayang, hubungan Korut dan AS makin dingin.
Padahal, untuk mencapai kata damai, Korut butuh persetujuan AS. Mereka butuh AS mencabut sanksi ekonomi agar bisa mengelola negara. Namun, istilah denuklirisasi antardua kubu tak cocok. Saat bertemu di Hanoi, Vietnam, Februari lalu, mereka gagal sepakat.
Korsel pun kena batunya. "Seharusnya mereka tak menjadi mediator yang suka ikut campur," ujar Jong-un dalam pidato pelantikan parlemen bulan ini.
Jong-un seperti ingin berubah haluan. Dia sudah mengumumkan rencana mengunjungi Rusia pekan ini. Rusia merupakan kawan lama bagi Korut. (bil/c10/dos)