Kredit Jatim Cenderung Melambat
jpnn.com - SURABAYA - Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit di Jatim pada triwulan III tahun ini melambat. Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Jatim Dwi Pranoto mengungkapkan, penyaluran kredit bank umum di Jatim triwulan ketiga tahun ini mencapai Rp 327,06 triliun.
Angka tersebut tumbuh 14,41 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy). Namun, pertumbuhan itu lebih rendah daripada triwulan sebelumnya yang tercatat 19,41 persen (yoy). "Seluruh jenis kredit melambat, terutama modal kerja. Perlambatan ini disebabkan turunnya pertumbuhan dan naiknya suku bunga kredit," ujarnya kemarin (21/11).
Rata-rata suku bunga kredit bank umum pada triwulan III tahun ini meningkat 7 basis point dibanding triwulan sebelumnya. Yakni, 12,38 persen pada triwulan III 2014 menjadi 12,45 persen pada triwulan III. Kredit modal kerja dan investasi mencatat kenaikan suku bunga cukup tinggi masing-masing menjadi 12,39 persen dan 12,34 persen. Sedangkan suku bunga kredit konsumsi naik lebih rendah dari 12,59 persen pada triwulan II menjadi 12,34 persen pada triwulan III.
"Tak adanya momen khusus seperti hari libur atau hari raya keagamaan turut mendorong perlambatan kredit," ujar Dwi. Dari komposisi, kredit modal kerja masih berkontribusi terbesar dengan persentase 59 persen atau setara Rp 192,83 triliun. Kemudian disusul kredit konsumsi 26 persen atau Rp 86,3 triliun dan kredit investasi 15 persen atau Rp 47,93 triliun.
Sementara itu, perbankan terus memacu pengembangan layanan berbasis teknologi. Senior Advisor Strategi dan Desain Operasi Divisi Strategi dan Pengembangan Layanan Operasi BCA Susanwati mengungkapkan, pihaknya kini tengah memperluas layanan perbankan berbasis teknologi.
"Perseroan memang getol mengembangkan layanan perbankan yang pada intinya memudahkan nasabah agar tidak harus datang ke bank," ujarnya di sela launching gerai myBCA, kemarin (21/11).
Ke depan, perseroan akan menambah dua gerai layanan berbasis teknologi tersebut. Sepanjang tahun ini sudah ada lima gerai yang tersebar di Jakarta dan Surabaya. Tiap-tiap gerai tersebut menelan nilai investasi Rp 1 miliar.
Direktur BCA Suwignyo Budiman mengungkapkan, perseroan tidak mematok target khusus dari pembukaan gerai itu. "Selama tahun pertama ini kami fokus pada edukasi kepada masyarakat. Selain itu, juga memperkenalkan teknologi baru, yakni video banking, agar memudahkan masyarakat," tuturnya. (dee/c9/oki)