Krisis Air Bersih Terus Meluas

jpnn.com - CILACAP – Krisis air bersih di Cilacap terus meluas. Setelah Kecamatan Patimuan, kini giliran warga Kecamatan Bantarsari yang mengalami kekurangan air bersih. Mereka meminta bantuan air bersih dari Pemkab Cilacap.

“Bantarsari sudah laporan ada desa yang kekurangan air bersih. Kami sudah menyiapkan bantuan air bersih untuk dikirim ke desa-desa yang membutuhkan,”ujar Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Wasi Aryadi.

Dia menjelasakan,  krisis air bersih melanda daerah-daerah yang masuk kategori rawan krisis air bersih seperti tahun-tahun sebelumnya.  Dengan mulai terjadi kekurangan air bersih di Bantarsari, berarti menambah daftar panjang desa yang kini sudah menggantungkan bantuan air bersih dari Pemkab Cilacap.

Pekan kemarin, sudah tercatat tujuh desa di Patimuan dilanda krisis air bersih. Ketujuh desa tersebut yakni Desa Cimrutu, Purwodadi, Sidamukti, Rawaapu, Cinyawang, Patimuan dan Bulupayung.  Desa-desa itu telah didroping air bersih PDAM dengan menggunakan mobil tangki secara berkala.

Menurut, Wasi, kendati krisis air bersih merupakan kejadian yang hampir setiap tahun, namun membutuhkan penganan intensif.  Dengan kemarau yang masih panjang, bukan tidak mungkin ada desa lagi yang akan mengalami krisis air bersih.
Namun menurutnya, krisis air bersih yang melanda di Cilacap tahun ini diprediksikan tidak separah seperti sebelumnya.

Selain musim kemarau yang diprediksi lebih pendek, jumlah desa yang potensial krisis air bersih juga berkurang.“PDAM sudah memasang jaringan baru di sejumlah daerah yang krisis air bersih, sehingga sejumlah desa yang dulunya masuk kategori krisis,  sekarang sudah tidak masuk dalam kategori rawan krisis air bersih,” paparnya.

Desa yang sekarang keluar dari kategori rawan krisis air bersih berkat PDAM itu yakni Desa Grugu, Ujungmanik, Bojong, Kubangkangkung dan Desa Kawunganten. Tahun ini daerah yang miskin sumber air bersih tersebut,  kini sudah  bisa menikmati air PDAM. (amu/din)