Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kubu Anti-Ahok Punya Amunisi, Tapi Sayang...

Minggu, 17 April 2016 – 22:30 WIB
Kubu Anti-Ahok Punya Amunisi, Tapi Sayang... - JPNN.COM
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4). Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok itu dipanggil KPK untuk dimintai keterangan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Tahapan Pilkada DKI 2017 saat ini belum bergulir. Meski begitu, suhu politik di ibu kota sudah terasa sangat panas, bahkan hingga ke tataran akar rumput.

Direktur eksekutif SRMC, Djayadi Hanan melihat peta politik Jakarta sudah mulai terpolarisasi menjadin dua kubu. Di satu sisi ada simpatisan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Sementara di seberangnya ada mereka yang anti kepada pria yang akrab disapa Ahok itu.

"Saya melihat dan menilai, sudah terjadi pembelahan yang tajam antara yang pro-Ahok dan anti-Ahok," kata Djayadi di Jakarta, Minggu (17/4).

Djayadi mengatakan, kedua kubu ini kekuatannya tak terpaut jauh. Apalagi mereka yang tidak suka dengan Ahok kini punya amunisi dalam bentuk isu dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras dan kasus suap terkait reklamasi Teluk Jakarta.

Namun sayang, lanjut dia, kubu anti-Ahok tidak punya satu figur yang bisa mewakili mereka. Kondisi ini tak lepas dari belum jelasnya siapa rival Ahok di Pilkada DKI nanti.

"Mereka belum punya pemimpin yang jelas. Lawan Ahok belum jelas, maju dari partai belum ada. Dari independen, belum ada selain Ahok, karena memang tak mudah maju di jalur independen," jelas dia.

Lebih lanjut Djayadi mengatakan, isu RS Sumber Waras dan suap reklamasi bakal krusial dalam Pilkada DKI Jakarta nanti. Karena itu, penting bagi kedua kubu untuk mengelola isu ini sebaik mungkin sesuai kepentingan masing-masing.

"Karena jangan lupa ada kelompok pemilih yang masih cukup dingin dan belum memutuskan. Makanya itu penting untuk mengelola isu-isu ini," pungkasnya. (dil/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News