Kucurkan Dana Darurat untuk Korban Gempa Filipina
Laporan : Nany Wijaya dari Bohol, Filipinajpnn.com - BOHOL - Upaya penyelamatan para korban gempa tektonik berkekuatan 7,2 skala Richter di Provinsi Bohol, Filipina, terus dilakukan. Begitu pula dengan pendistribusian kebutuhan pangan dan air, baik melalui pesawat militer Filipina maupun departemen kesejahteraan sosial.
Namun, penduduk masih menganggap pemerintah lambat dalam membantu mereka. Keluhan-keluhan itu mendapat tanggapan serius dari Presiden Noynoy Aquino III. "Bantuan yang dibutuhkan sudah dalam perjalanan," tegas putra sulung mendiang Presiden Cory Aquino itu.
Presiden memerintah beberapa pejabatnya untuk turun ke daerah bencana dan berkoordinasi dengan para pejabat lokal tentang hal-hal yang perlu segera dilakukan untuk menanggulangi dampak gempa bumi pada 15 Oktober pagi lalu.
Meski hanya sebentar karena harus segera melakukan lawatan ke Korea Selatan, Presiden Noynoy sudah berkunjung ke Cebu dan beberapa daerah gempa di Bohol pada hari ketiga pascagempa. Presiden juga sempat mengunjungi para korban gempa yang dirawat di RSU Tagbilaran.
Presiden meminta departemen-departemen terkait untuk segera mengalokasikan dana darurat untuk mempercepat pemulihan daerah-daerah yang terkena gempa dan para korban. Mereka diminta segera mengaudit kelayakan bangunan-bangunan tua bersejarah.
Terhadap bangunan-bangunan pemerintah yang mengalami kerusakan berat saat gempa, presiden minta para kontraktor dan pejabat penanggung jawab pembangunannya diperiksa. Termasuk pembangunan Pasar Mandaue di Cebu yang atapnya ambrol saat gempa dan menewaskan dua orang pedagang.
"Saya bukan insinyur, juga bukan arsitek. Tapi, saya tahu, kerusakan itu juga disebabkan konstruksi bangunan yang tidak bagus. Karena itu, saya minta untuk diinvestigasi," kata presiden.
Selain masalah kelambatan penanganan oleh pemerintah, warga Bohol dan Cebu kini ramai membicarakan munculnya beberapa "sinkhole" atau lubang-lubang besar di tanah yang mampu "menelan" rumah warga. Kemunculan beberapa sinkhole di Bohol kini sedang diteliti. Pasalnya, daerah tersebut kaya akan batu marmer.
Dugaan sementara, sinkhole itu muncul karena adanya pergeseran yang hebat di bawah tanah. Besarnya sinkhole bervariasi. Sinkhole itu juga muncul saat Maumere diguncang gempa tektonik berkekuatan 7,8 skala Richter yang diserta tsunami hingga menewaskan sekitar 2.500 orang pada 1992.
Gempa kali ini juga merusak beberapa di antara jajaran bukit di Bohol yang terkenal dengan sebutan Chocolate Hills (Perbukitan Coklat). Dinamakan begitu bukan karena bukit-bukit tersebut dipenuhi tumbuhan cokelat, tetapi karena saat musim panas permukaannya gundul dan berwarna kecokelatan. Deretan bukit tersebut terkenal bukan hanya karena warnanya, tetapi jumlahnya yang mencapai 1.700-an dan berjajar membentuk semacam sabuk yang melingkar. Padahal, deretan Bukit Cokelat itu merupakan salah satu objek wisata andalan di Bohol.
Saat terjadi gempa, hotel di salah satu puncak Bukit Cokelat di Kota Carmen sedang kosong. Karena itu, tidak ada turis yang terluka. Hotel tersebut rusak lumayan parah meski tak sampai roboh. (*/c10/ca)