Kunjungan Wisatawan ke Pesisir Selatan Turun 20 Persen
jpnn.com, MALANG - Angka kunjungan wisata di Pesisir Malang Selatan mengalami penurunan dalam beberapa bulan belakangan ini. Selain karena faktor cuaca, sebagian masyarakat juga masih trauma dengan kejadian tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Jadi, banyak yang menunda untuk berlibur ke pesisir pantai.
Administratur Perhutani KPH Malang Errik Alberto menyampaikan, penurunan jumlah kunjungan wisata di Pesisir Malang Selatan bahkan mencapai 20 persen. Menurut dia, terjadinya sejumlah bencana alam di beberapa tempat di Indonesia membuat masyarakat takut berlibur ke tempat-tempat yang relatif berisiko.
”Kalau penurunannya sudah mulai sejak sebelum gempa Lombok. Selain karena season-nya memang sedang low, secara tidak langsung beberapa bencana yang terjadi di pesisir pantai juga turut berpengaruh,” jelas Errik.
Ditambah lagi beberapa waktu yang lalu di selatan juga sempat terjadi banjir rob seperti di Pantai Bajul Mati, Pantai Nganteb, dan Pantai Ungapan.
Beruntung, rendahnya minat masyarakat untuk datang ke pantai tertolong dengan rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-1258 Kabupaten Malang, yakni Malang Beach Festival (MBF). ”Karena ada MBF, kami jadi turut terbantu karena masyarakat kembali datang untuk berwisata ke selatan,” sambungnya.
Karena wisata pantai sedang sepi-sepinya, kini Perhutani mencoba mengoptimalkan wisata yang berada di dataran tinggi seperti coban dan hutan wisata. ”Untuk optimalisasi sekarang kami sedang dalam proses kerja sama dengan pihak ketiga untuk peningkatan fasilitas bagi pengunjung di wahana yang kami miliki,” bebernya.
Errik menjelaskan, pihaknya juga mulai menggandeng sektor perbankan untuk meningkatkan kualitas wisata alam yang mereka kelola. ”Jadi, bukan hanya wahananya yang kami kembangkan, tapi kemudahan akses dan fasilitas penunjangnya bagi pengunjung juga mulai kami perhatikan,” tukasnya. (iik/c2/nay)