Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kurang Lahan Hijau, Malah Main di Rel Kereta Api

Kamis, 26 Mei 2016 – 16:11 WIB
Kurang Lahan Hijau, Malah Main di Rel Kereta Api - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Anak-anak dan remaja di kota-kota besar tidak memiliki lahan bermain yang cukup. Akibatnya, rel kereta api menjadi salah satu alternatif lahan bermain mereka.

Misalnya, yang terlihat di rel kereta api sepanjang wilayah Bendul Merisi, Surabaya. Puluhan remaja tanpa takut berlarian di lintasan tersebut. Ada yang bermain layang-layang. Ada juga yang hanya berkejar-kejaran. Padahal, lokasi itu sangat padat dengan lalu-lalang kereta api.

Manajer Humas Daop 8 Surabaya Suprapto menyatakan, pihaknya sudah sering menyosialisasikan bahaya bermain di lintasan kereta api. Namun, belum maksimal hasilnya. Itu karena jumlah anggota yang tidak memadai.

 ''Panjang dan banyaknya jalur sangat tidak sebanding dengan anggota kami,'' ujarnya.

Daop 8 juga sudah mengupayakan banyak cara untuk meminimalkan hal tersebut. Salah satunya membangun tiang-tiang besi sepanjang lintasan kereta api. ''Tapi ya tetap saja, anak-anak bisa saja masuk karena banyak lintasan yang belum kami sterilkan,'' ungkapnya.

Pria kelahiran Bandung itu menuturkan, peran orang tua dirasa sangat efektif untuk meminimalkan anak-anak yang bermain di lintasan kereta. Larangan ataupun teguran bisa menjadi efek jera bagi mereka.

Di luar itu, pentingnya lahan hijau untuk anak-anak dirasa sangat mendesak di Surabaya. Pembangunan yang tidak sebanding membuat anak-anak bingung mencari tempat bermain.

''Jangan sampai ada lagi korban jiwa. Kalau bisa, secepatnya masalah ini diatasi. Semua pihak harus bekerja sama cari solusi,'' kata pria berumur 40 tahun itu.

Sementara itu, Kaur Binops Satlantas Polrestabes Surabaya AKP Warih Hutomo menuturkan bahwa pihaknya sudah mengupayakan banyak cara untuk menstrerilkan lintasan kereta api. Salah satunya melalui patroli rutin.

Hampir mirip seperti yang diungkapkan Suprapto, tidak sebandingnya jumlah anggota membuat pihaknya sering kecolongan. ''Kami juga tidak mungkin melakukan penjagaan di sepanjang lintasan kereta api. Kami hanya bisa melakukan penyuluhan rutin saat patroli,'' katanya.

Tidak sedikit korban berjatuhan akibat bermain di sepanjang lintasan kereta api. ''Orang tua harus ikut peduli akan hal ini agar tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan,'' tegas Warih. (rid/c15/git/flo/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close