Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lagi, Massa Aksi Datangi Markas Polda, Ini Tuntutannya

Selasa, 12 April 2016 – 08:17 WIB
Lagi, Massa Aksi Datangi Markas Polda, Ini Tuntutannya - JPNN.COM
Tampak massa aksi berunjuk rasa di depan Markas Polda Malut, di Ternate, Senin (11/4). Mereka menuntut Polda segera mengambil alih penanganan kasus pembakaran pondok pesantren Alkhairaat pada 28 Maret 2016 lalu. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - TERNATE – Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Peduli Alkhairaat kembali mendatangi Mapolda Malut, Senin (11/4). Unjuk rasa terkait kasus pembakaran pondok pesantren (ponpes) Alkhairaat di Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Senin (28/3) lalu, 

Massa aksi yang berorasi di depan Mapolda Malut sekitar pukul 10.30 WIT itu mendesak Kapolda Malut, Brigjen (Pol) Zulkarnain Adinegara untuk mencopot sejumlah petinggi di Mapolres Halut. Di antaranya Kapolres Halut dan Kasat Intel dan Kabag Ops.

Massa aksi juga mendesak Kapolda Malut untuk menangkap dan mengungkap pelaku serta aktor utama di balik peristiwa tersebut. Mereka juga meminta Polda agar segera mengambil alih penanganan kasus tersebut.

Menanggapi tuntutan massa aksi, Polda Malut yang diwakili Direktur Reskrimum Polda Malut Kombes (Pol) Dian Harianto langsung turun ke lapangan menemui massa aksi dan melakukan audiense di ruang rapat Mapolda Malut dengan 6 perwakilan dari Aliansi Peduli Alkhairaat.

Dalam audiens tersebut, Pengurus Komisariat Wilayah (Komwil) Alkhairaat, Adnan Mahmud didampingi 5 perwakilan massa aksi mengatakan keluarga besar Alkhairaat meminta aparat kepolisian untuk segera mengungkap motif kasus pembakaran ponpes Alkhairaat Tobelo. Pasalnya, menurut Adnan memasuki minggu ketiga, pelaku pembakaran belum ditangkap oleh pihak kepolisian. Baginya, hal tersebut melukai hati dan perasaan keluarga besar Alkhairaat.

“Tuntutan kami sederhana, pertama tangkap pelaku pembakaran. Kedua, kami minta Kapolda harus mecopot Kapolres, Wakapolres, Kasat Intel dan Kabag Ops Halut karena informasi yang kami dapat, mereka (Wakapolres, Kasat Intel dan Kabag Ops,red) yang mengatur Kapolres. Ketiga, Polda Malut harus ambil alih penanganan kasus ini,” tandas Adnan dalam audiens, kemarin seperti dilansir Malut Post (Grup JPNN).

Ia mengaku seluruh keluarga besar Alkhairaat sangat kecewa dengan keterangan yang disampaikan Kapolres Halut di depan keluarga besar Alkhairaat. Adnan menuturkan, menurut Kapolres Halut, beberapa pelaku sudah ditangkap namun akhirnya dilepas karena ada intimidasi dari pihak lain.

“Kapolres sampaikan ada pelaku yang sudah ditangkap kemudian dilepas karena diintimidasi oleh Sinode. Sebenarnya ada apa ini? Dan ini sudah disampaikan ke Kapolda tapi tidak ada tindak lanjut. Jangan karena teman-teman (Alkhairaat, red) di Halut adalah kelompok minoritas kemudian dibiarkan,” ujar Adnan.(JPG/tr-04/jfr/fri)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News