Laksamana Enam Bulan
Hamzah Haz hanya tiga bulan menjabat Menko Kesra. Ia yang pertama dipecat Gus Dur. Padahal Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sangat berjasa menggalang "poros tengah" di DPR.
Poros tengah itulah yang berhasil mengangkat Gus Dur sebagai presiden –mengalahkan Megawati yang memenangi Pemilu 1999. Waktu itu pemilihan presiden masih dilakukan di MPR yang anggotanya masih didominasi anggota DPR –belum ada DPD saat itu.
Laks juga masih lumayan: diberhentikan dengan cara dipanggil ke istana. Waktu Laks masuk ruang kerja presiden, Gus Dur sudah duduk di kursi kepresidenan.
Laks dan Jusuf Kalla diminta duduk di dua kursi yang ada di depan meja itu. Dari mulut presiden sendiri Laks mendengar pemecatan itu. Setidaknya tidak seperti Jenderal Wiranto. Yang dipecat dari jauh.
Laks ingat betul kasus Jenderal Wiranto itu. Yang dipecat dengan cara –seperti ditulis di buku itu– lebih menyakitkan.
Waktu itu Presiden Gus Dur lagi berkunjung ke Eropa. Sejumlah wartawan berteriak-teriak dari jauh. Gus Dur berhenti dan mendengarkan teriakan itu. Salah satunya mempertanyakan Jenderal Wiranto. Saat itu juga Gus Dur mengatakan kepada kerumunan wartawan tersebut: akan memecat Wiranto.
Keesokan harinya, di tempat yang lain, sejumlah wartawan mencegat Presiden Gus Dur lagi dari jauh.
Mereka meneriakkan pertanyaan: apakah benar dan kapan akan memecat Wiranto. Gus Dur langsung menjawab: pasti akan memecatnya begitu ia tiba di Jakarta.