Langkah Pesohor dan Politikus Tiongkok ini Luar Biasa, di Indonesia Mungkinkah?
Namun kemarahan yang terlambat di antara konsumen Tiongkok tentang boikot ini rupanya dipicu oleh artikel di media pemerintah, saat Beijing menjatuhkan sanksi kepada politikus dan peneliti Eropa -termasuk Inggris- atas apa yang disebutnya 'kebohongan dan disinformasi' tentang Xinjiang.
Beberapa merek termasuk Muji dan Fila menanggapi boikot tersebut dengan menggarisbawahi komitmen mereka untuk menggunakan kapas dari Xinjiang, pengingat akan pentingnya Tiongkok sebagai salah satu pasar mode terbesar dan dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Perusahaan fesyen Jerman Hugo Boss, yang sempat terkenal karena penganiayaan terhadap pekerja paksa selama perang dunia kedua ketika memasok seragam Nazi, melakukan upaya yang dinilai ceroboh untuk menenangkan pelanggan di China dan kritikus pertanian kapas Xinjiang.
Hugo Boss mengunggah pesan di media sosial Tiongkok yang berjanji untuk terus membeli dan mendukung kapas Xinjiang.
Namun media lokal melaporkan, bahwa ada pernyataan bahasa Inggris di situs perusahaa fesyen itu yang mengatakan "HUGO BOSS belum membeli barang apa pun yang berasal dari wilayah Xinjiang dari pemasok langsung".
Burberry, seperti banyak brand lainnya yang menghadapi reaksi keras di Tiongkok, adalah anggota dari Better Cotton Initiative, sebuah kelompok yang mempromosikan produksi kapas yang berkelanjutan.
Burberry pada Oktober 2020 mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan persetujuannya atas kapas yang bersumber dari Xinjiang, dengan alasan masalah hak asasi manusia.
Agensi Zhou mengatakan pada hari Kamis bahwa Burberry belum secara jelas dan terbuka menyatakan pendiriannya terhadap kapas dari Xinjiang.