Lebih Baik Putus Cinta daripada Tidak Menolong Korban
Charles menjelaskan, perbedaan antara BSG dan anggota Basarnas lainnya terletak pada jenis latihannya. Setiap anggota yang baru masuk Basarnas menjalani latihan dasar semua matra. Mereka kemudian akan mendapat latihan spesialisasi yang bisa dipilih sesuai minat dan kemampuan.
”Untuk BSG, kami dilatih seluruh kemampuan spesialisasi itu,” ucap pria asli Ambon tersebut. Sehingga BSG kini memiliki kemampuan cukup komplet di bidang penyelamatan di darat, laut, dan udara. Kemampuan terjun payung, misalnya, dimiliki BSG karena mereka tidak selalu mendapatkan lokasi yang mudah dijangkau dari darat dan udara.
Seluruh anggota BSG juga memiliki kemampuan selam yang mumpuni, yakni di atas 30 meter. Mereka juga punya kemampuan survival maupun teknik penyelamatan di lokasi berbahaya, misalnya sumur yang dalam dan berpotensi gas beracun.
Karena merupakan grup spesial, latihannya pun tidak biasa. BSG cukup sering berlatih bersama pasukan khusus TNI, terutama TNI-AL. Mereka dilatih Denjaka, Taifib, maupun Kopaska untuk meningkatkan kemampuan dengan cepat.
Tidak sedikit yang tumbang dalam latihan, namun biasanya mereka mampu bangkit. Sebab, sejak awal mereka mengalami seleksi yang ketat dari seluruh anggota Basarnas. Baik seleksi fisik maupun psikologisnya.
Operasi tersulit yang pernah dilakukan BSG adalah saat menangani bencana banjir bandang di Manado pada 2013. Bencana tersebut dinilai rumit karena merupakan kombinasi dari berbagai bencana sekaligus: banjir, tanah longsor, dan beberapa jenis bencana lain. Di situ mereka dituntut cepat mengambil keputusan dan skala prioritas dalam menyelamatkan para korban.
Menjadi bagian dari BSG memerlukan banyak pengorbanan. Tidak jarang mereka disebut sebagai ”tentara bayaran”. Bukan karena kalau beroperasi minta bayaran, melainkan pertolongan yang mereka lakukan seperti tentara profesional, yakni menembus lintas negara.
Pengorbanan lainnya, para anggota BSG memilih menunda menikah. ”Kalau kami nikah, lalu istri ditinggal terus kan juga kasihan,” lanjut Charles seraya tertawa. Di usianya yang ke-29, dia belum menikah dan memilih fokus menyelamatkan korban bencana.