Lebih Sering Membaca Alquran atau Buka WhatsApp?
Bahkan, Alquran akan menjadi penolong bagi pembacanya. Rasulullah SAW juga bersabda, 'Bacalah Alquran, karena sesungguhnya Alquran itu akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya'. (HR Dailami).
Dalam sabda yang lain, Rasulullah SAW berkata, "Puasa dan Alquran, keduanya akan memberi syafaat kelak di Hari Kiamat". (HR. Ahmad, Thabrani, Al Hakim. Shahih).
Tidak hanya itu, Alquran juga dalam berbagai sabda Rasulullah SAW disebut akan memberi syafaat sejak di dalam kubur.
Dalam berbagai hadits, syafaat Al Quran di dalam kubur itu setidaknya ada dalam tiga situasi, yakni penerang selama di alam barzah (alam kubur yang gelap), pendamping saat takut menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, serta teman setia selama jutaan tahun di alam barzah saat menunggu Hari Kiamat.
Lalu, apa masalahnya? Tidak ada waktu? Renungkan saja! Kalau semua medsos diakses, semua arsip digital diunduh, mulai dari surat elektronik, blog, Facebook, Twitter, WA, Line, Instagram, Youtube, dan lainnya, maka waktu yang diperlukan untuk khatam adalah 124 tahun (data Tahun 2013).
Bukankah umur manusia hanya 60-70 tahunan, apakah semua harus diakses, pasti tidak cukup waktunya, umur pun terbuang melayang.
Karena itulah, daripada waktu dihabiskan untuk hal-hal yang belum tentu bermanfaat, kecuali hanya membuang waktu percuma, maka membaca Alquran adalah pilihan yang bijak. Memang, manusia sekarang tidak bisa dibandingkan dengan para ulama terdahulu yang sehari saja bisa khatam 30 juz Al Quran hingga 1-3 kali, atau bahkan lebih.
Padahal, khatam Alquran itu sangat mudah, yakni sehari cukup membaca dua lembar/halaman, maka setahun sudah bisa khatam satu kali.