LinkedIn Luncurkan Layanan Berbahasa China
jpnn.com - BEIJING -- Layanan jaringan sosial profesional LinkedIn merilis versi beta untuk mengujicoba situs layanan berbahasa China. Langkah ini dilakukan agar dapat menawarkan layanan yang sifatnya lebih lokal kepada para penggunannya di negeri Panda tersebut.
Dengan demikian diharapkan jaringan LinkedIn akan meraih banyak pengguna di China, dimana jejaring media sosial sejenis seperti Facebook dan Twitter dilarang. Apalagi China merupakan pasar internet terbesar di dunia dengan 500 juta pengguna.
Menurut laman BBC, Selasa (25/2), LinkedIn juga membentuk sebuah usaha patungan dengan Sequoia China serta China Broadband Capital untuk membantu menyambungkan lebih dari 140 juta profesional satu dengan lainnya, serta dengan 277 juta pengguna layanan ini di seluruh dunia.
Platform sosial media selama ini menjadi ajang yang sangat digemari di negeri tersebut sebagai sarana mengungkapkan pendapat dan membaca informasi tanpa sensor. Namun tetap saja, isi di jaringan sosial setempat tetap menjadi sasaran sensor.
Direktur Utama LinkedIn Jeff Weiner mengakui bahwa sebagai syarat agar dapat beroperasi di China, pemerintahnya memang menerapkan sensor pada wahana internetnya.
Meski tidak diperjelas apa saja bentuk pembatasan yang akan dilakukan oleh pihak berwenang setempat, namun menurut sejumlah laporan layanan berbahasa China tidak dilengkapi dengan fitur diskusi kelompok untuk menghindari adanya sensor. (esy/jpnn)