Loyalis Anas: Yang Mengganggu Bukan Sengman, Tapi Sengkuni-man
jpnn.com - JAKARTA - Politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan munculnya nama Sengman Tjahja yang disebut sebagai utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih sumir. Sebab, nama Sengman muncul hanya dari satu orang saksi. "Di pengadilan jadi bukti awal bukan alat bukti. Satu saksi kan bukan saksi, harus ada saksi lain," kata Pasek yang dikenal sebagai Loyalis Anas Urbaningrum itu di gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/9).
Apalagi lanjut dia, saksi yang menyebut nama Sengman di persidangan berada dalam kondisi gelisah dan terpojok. "Kegelisahan itu ditularkan ke orang lain yaitu SBY. Tujuannya mengarahkan ke SBY untuk menutup isu," kata Pasek.
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman, Sengman adalah orang Palembang dengan etnis Tionghoa. Sengman mengenal SBY pada waktu menjadi Pangdam Sriwijaya. Kemudian pada tahun 2004 jadi tim sukses SBY waktu pemilihan presiden.
Menurut Pasek, kalau hanya mengenal dengan seseorang tidak dapat dipersepsikan melakukan tindak pidana. "SBY kan banyak teman. Kalau dikaitkan dengan SBY, banyak orang mengenalnya," katanya.
Ketua Komisi III DPR ini menyatakan penyebutan nama Sengman takkan mengganggu SBY. "Yang mengganggu bukan Sengman tapi Sengkuni-man," selorohnya.
Sebelumnya, nama Sengman disebut dalam sidang kasus dugaan korupsi di proyek pengurusan sapi impor di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, (29/8). Tepatnya saat Ridwan Hakim, putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hilmi Aminuddin bersaksi untuk terdakwa Ahmad Fathanah.
Saat itu, rekaman sadapan pembicaraan antara Fathanah dan Ridwan diperdengarkan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dalam rekaman itu, Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elisabeth Liman diduga telah menyelesaikan persoalan uang Rp 40 miliar kepada Hilmi. Nah, uang itu dititipkan kepada dua orang bernama Sengman dan Hendra.
Usai rekaman diperdengarkan, Ketua Majelis, Nawawi Pomolango mencecar Ridwan soal sosok Sengman dan Hendra. Ridwan mengaku pernah ditanya soal itu pula di hadapan penyidik KPK.