Lumpuhkan Komplotan Perampok Lintas Provinsi
jpnn.com - JAMBI – Tim Gabungan Polda dan Polresta Jambi berhasil meringkus komplotan perampok bersenjata api yang biasa beraksi di wilayahnya. Lima tersangka digerebek ketika merencakanan aksi di salah satu rumah di Unit 5, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi.
Tiga di antaranya dilumpuhkan dengan timah panas. Mereka adalah pemilik rumah Slamet, 49, Juanda, 36, dan Yudi Pratama, 23. Dua tersangka lain yang bernama Eko Sulisyanto, 23, dan Angga, 20, selamat dari tembakan petugas karena tidak melawan.
Selain tersangka, polisi mengamankan beberapa barang bukti. Yakni, tiga pucuk senjata api (senpi) rakitan, satu pucuk air softgun, sembilan butir peluru kaliber 38, sepuluh unit HP berbagai jenis, serta dua cincin emas. Selain itu, sepeda motor Suzuki FU, Honda Vario, dan Supra X diamankan. ’’Kami mengamankan barang bukti yang berupa seunit mobil Suzuki Carry,’’ ujar Kombespol Irawan David Syah, direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi, Sabtu (12/7).
Menurut dia, dari hasil pengembangan penyidikan terhadap tersangka, komplotan Slamet tersebut diketahui sebagai perampok lintas provinsi. Satu di antara tersangka, yakni Juanda, adalah warga Sumatera Selatan (Sumsel). Di Jambi mereka sering beraksi di wilayah transmigrasi Sungai Bahar.
Sementara itu, korban Slamet dan kawan-kawan merupakan toke wasit dan karet di kawasan Kabupaten Muaro, Jambi. ’’Mereka sudah sepuluh kali merampok,’’ ujarnya yang didampingi Kabidhumas Polda Jambi AKBP Almansyah dan Kasatreskrim Polres Muaro Jambi AKP Fajar.
Para pelaku, ungkap dia, tidak segan-segan melukai korban dengan senpi dan senjata tajam. ’’Tiga senjata api dan clurit telah disita,’’ tambahnya. Dia juga menjelaskan, ada korban yang ditembak mati komplotan yang beraksi di kawasan Bayung Lencir, Sumatera Selatan itu.
Sebelumnya, komplotan tersebut juga terlibat penembakan terhadap Wahyu Irawan Saputra, anggota Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) Bahar Selatan sehari menjelang pemilu legislatif (pileg), 8 April. Korban mereka selalu dilukai jika tidak mau menyerahkan harta benda yang diinginkan.
Tersangka Yudi pun mengaku telah menembak Wahyu. Namun, saat kejadian berlangsung, dia menuturkan tidak mengetahui bahwa Wahyu adalah anggota PPL. ’’Ada yang pernah saya tembak di Unit 3,’’ ujarnya. Untuk itu, Irawan saat ini tengah mengembangan kasus. Tidak tertutup kemungkinan bahwa ada pelaku lain yang terlibat. (can/mas/c20/diq)