Lupa Nazarnya, akan Ditagih Melalui Mimpi
Diceritakan Ibnu, masjid Banua Halat ini dibangun oleh Datu Ujung. “Datu Ujung lah yang mencari tiang kayu ulin di Desa Batung. Sebenarnya ada empat tiang. Tiga kayu ulin disambung menjadi satu, dengan kesaktian yang dimilikinya dan dilarutkan di Sungai Tapin hingga sampai di Banua Halat,” ujar Ibnu.
Tiga kayu yang dikirim, ternyata cukup untuk membangun masjid, sedangkan satu tiangnya akhirnya ditinggal di Batung, kata Ibnu. Jadi antara warga Desa Batung dan Piani mempunyai kekerabatan yang kuat.
“Kalau orang Batung yang tinggal di Lereng Meratus ingin ke Banua Halat tapi tidak mempunyai uang untuk ongkos transportasinya, maka mereka cukup mendatangi tiang keramat di desanya saja. Tapi mereka harus bernazar kalau sudah mempunyai uang, akan mengunjungi masjid di Banua Halat, begitu juga sebaliknya,” kata Ibnu.
Dari tutur masyarakat di Banua Halat, kata Ibnu, dikisahkan kalau tiang yang ada di Batung tidak hancur, maka tiang yang ada di Banua Halat juga tidak akan hancur, itu kepercayaan yang diyakini masyarakat.
Ditambahkan Ibnu, banyak orang yang percaya dan bernazar jika sembuh dari sakit atau nazar lainnya dikabulkan Allah, maka mereka meletakkan minyak likat di tiang. Nah, minyak likat inilah yang kemudian dipakai oleh pengunjung lainnya, dan bernazar.
“Selain menempelkan minyak likat di tiang, ada juga yang memasang kain kuning, kembang di tiang yang dikeramatkan tersebut. Tapi masyarakat tetap percaya yang mengabulkan hajat dan doa mereka adalah Allah SWT,” ujar Ibnu.
Termasuk ada yang menempelkan uang kertas di tiang dengan harapan minyaknya menempel dan dijadikan papikat, bahkan banyak juga yang memeluk dan mencium tiang ini sambil berdoa dan mengucapkan nazarnya.
“Sudah banyak kejadian yang dialami para pengunjung masjid keramat ini, apa yang mereka nazarkan kesampaian dan mereka membayar nazarnya. Tapi tidak sedikit juga yang lupa akan nazarnya, dan itu akan ditagih melalui mimpi hingga orang yang bersangkutan datang dan membayar apa yang menjadi nazarnya di masjid keramat ini,” ujar Ibnu.