Maaf, Taylor Swift yang Lama Sudah Mati
jpnn.com - Sorry, the old Taylor is dead. Taylor Swift yang gelap dan penuh sarkasme di era Reputation telah mati. Kini dia siap menyambut album ketujuh dengan nuansa baru. Lewat ME! (dan lusinan easter eggs di akun media sosialnya), Swift ingin menegaskan bahwa dirinya akan kembali dengan citra yang lebih segar dan ceria.
Musisi kelahiran 13 Desember 1989 itu menjelaskan, perubahan tersebut berawal dari pengalamannya tahun lalu. Pada 2018, Swift beberapa kali diterpa isu panas. Misalnya, saat Swift yang dikenal cukup ''anteng'' untuk urusan politik terang-terangan mendukung seorang politikus.
BACA JUGA: Ariana Grande dan Taylor Swift Absen Grammy
Juga, ketika namanya "dicatut" Hayley Kiyoko dalam sebuah wawancara. Komentar penyanyi dan aktris itu dinilai menyudutkan Swift. Swifties -sebutan fans Swift- pun berang karena idolanya diserang. Di sisi lain, reaksi Swift sangat dewasa. Dia membela Kiyoko, bahkan tampil sepanggung dengannya dalam sebuah konser.
Kekasih Joe Alwyn tersebut juga membalas kebaikan fans yang setia mendukungnya. Swift melakukan kunjungan kejutan di pesta prom dan pernikahan, serta mengundang fansnya dalam sesi eksklusif. "Bisa dibilang, fans sanggup membuat perasaanku berubah," paparnya.
Awalnya, dia mengira fans bakal membenci the dark Swift. "Waktu konser, aku melihat audiens yang menakjubkan. Mereka penuh perhatian, berempati, dan peduli," ucapnya. Pengalaman itu dia rasakan saat bertemu langsung dengan fans. "Mereka masih melihatku sebagai manusia, yang sama-sama punya darah dan daging seperti mereka," imbuh penyuka kucing tersebut.
Energi positif itulah yang dibawa Swift ke studio untuk menggarap TS7, judul sementara album terbarunya. Swift menuturkan, proses rekaman berjalan lancar. Cukup tiga bulan. ''Kali ini aku lebih nyaman buat tampil apa adanya. Sebab, fans juga menerimaku apa adanya," terangnya.(EW/fam/c18/nor)