Mahasiswa UPN jadi Juara Berkat Mi Instan Sabut Kelapa Muda
jpnn.com, SURABAYA - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran berhasil meraih juara kategori manajemen usaha dan organisasi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018. Raihan itu berkat penelitian sabut kelapa muda yang dapat diolah menjadi produk mie instan.
Inovasi tersebut digagas lima mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UPN. Mereka adalah Mochamad Rizaldy Luckyanto, Mochamad Farid Mubarak, Hilmy Oktorio Zupemungkas, Roudlotul Badi'ah, dan Anna Rahmatul Auwallina.
Kemarin (4/9) mereka menunjukkan hasil olahan sabut kelapa yang telah dijadikan mi instan. Produk tersebut diberi merek Cocran Noodle Bowl. Rizaldy, Farid, Hilmy, Roudlotul, dan Anna juga membawa bahan-bahan dasar untuk membuat mi instan. Termasuk bahan baku utama yang sudah dikeringkan hingga yang sudah dihaluskan.
Anna mengungkapkan, ide tersebut muncul lantaran banyak limbah sabut kelapa yang dibuang dan tidak dimanfaatkan. Padahal, Indonesia adalah penghasil kelapa terbesar di dunia. ''Biasanya yang banyak dimanfaatkan hanya buah dan air kelapanya," katanya.
Pemanfaatan umumnya juga hanya sebagai perabot rumah tangga atau pembersih. Kemudian, Anna bersama tim mencetuskan sabut kelapa sebagai bahan mi instan. ''Masyarakat Indonesia kan suka mi instan," ujarnya.
Rizaldy menambahkan, timnya melakukan uji coba selama lebih dari satu tahun. Setelah berhasil menjadi produk mi instan, Cocran Noodle juga telah diuji laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Jateng pada 2016. ''Kandungan sabut kelapa sendiri kaya akan serat. Jadi, mi instan yang kami buat juga banyak seratnya," jelasnya.
Rizaldy menyebut, proses pembuatan mi instan cukup mudah. Awalnya, sabut kelapa yang masih freshdipisahkan dari tempurung. Kemudian, sabut tersebut dihancurkan hingga kadar airnya benar-benar hilang. Lalu, dilakukan pemerasan dan pencucian hingga bersih. Sabut kelapa itu kemudian dioven hingga kering.
Nah, setelah kering, sabut kelapa digunting hingga kecil-kecil agar memudahkan dalam penggilingan. Setelah lembut, sabut kelapa diayak hingga lima kali agar benar-benar lembut. Takaran pembuatan mi antara sabut kelapa muda dan tepung terigu sekitar 2:1. ''Untuk mendapatkan sabut kelapa muda, kami memanfaatkan para pedagang degan di sekitar kampus. Kami ambil yang sangat fresh. Bukan yang sudah berhari-hari," jelasnya.
Kini, produk mi instan dari sabut kelapa muda tersebut juga sudah dipasarkan. Penjualannya masih melalui online. ''Kami sedang berusaha mematenkan merek dan memperluas pasar," ucapnya. (ayu/c17/dio)