Mamin dan Barang Mineral Diminati Investor
jpnn.com - SURABAYA - Sektor makanan minuman dan mineral non logam kian diminati penanam modal asing. Sebab baik produk mamin olahan maupun hasil turunan non logam memiliki potensi pasar ekspor yang besar. Oleh karena itu, pemerintah provinsi siap memfasilitasi investasi yang masuk.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jatim Hadi Prasetyo mengatakan sektor yang dapat diandalkan ialah mamin dan mineral non logam. Selama ini industri mamin di Jatim banyak dikembangkan oleh sektor usaha kecil dan menengah. Serta belum banyak tersentuh oleh teknologi, misalnya dalam proses pembuatan makanan dan pengemasan.
"Agar bisa diekspor, produk makanan kita perlu dibenahi, baik dari sisi pengolahan maupun pengemasan. Makanya kami menyambut baik kalau ada investor yang datang untuk membenahi itu. Misalnya dengan penerapan standar-standar khusus, seperti pemberian label berbahasa untuk produk mamin sehingga bisa diterima di pasar luar negeri," terang dia.
Berdasar data realisasi investasi Badan Penanaman Modal Jatim 2013 lalu, lima besar bidang usaha yang diminati baik PMA maupun PMDN antara lain bidang listrik, air dan gas senilai Rp 21,01 triliun, industri makanan senilai Rp 12,53 triliun, industri kimia dan farmasi senilai Rp 9,35 triliun, sektor konstruksi Rp 5,34 triliun dan industri mineral non logam Rp 4,26 triliun.
Belum lama, lanjut ia, ada investor asal Tianjin Tiongkok yang tengah mempelajari potensi produk lokal yang dapat diekspor. Bahkan mereka sampai mengirim produk sample sebanyak 20 kontainer ke negaranya. "Kalau mereka mau berinvestasi di sini, kami siap memfasilitasi seperti dari sisi perizinan dan lokasi," tandas dia.
Tidak hanya di sektor makanan, industri pengolahan mineral non logam juga agresif membangun smelter. Itu didasarkan pada kewajiban untuk mengolah mineral di dalam negeri sebelum akhirnya diekspor. "Oleh karena itu, kami siap berinvestasi membangun industri pengolahan dan pemurnian nikel bekerja sama dengan China Tianjin International Economic and Technical Coorporation Group Corporation. Nilai investasi mencapai USD 600 miliar dengan kapasitas produksi ferronikel sebesar 120 ribu ton per tahun," tambah Direktur PT Anugerah Sukses Mining Maswardi. (res)