Manaker: Difabel Harus Mendapat Akses Kerja
Lain halnya masukan dari Aprilian Bima, mahasiswa Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Solo yang juga penderita tuna rungu. Dia dan beberapa rekannya ingin mendapatkan pelatihan keterampilan membuka kafe.
Atas keinginan tersebut, Menaker menawarkan pelatihan barista kepada para penyandang tuna rungu.
“Kemnaker punya program pelatihan barista, dan pelatihan keterampilan lain untuk memperluas kesempatan kerja,” jelas Menaker.
Melalui bantuan penterjemah bahasa isyarat, Bima mengaku girang dengan tawaran tersebut. “Iya kami mau mengikuti pelatihan menjadi barista,” kata Bima dengan bahasa isyarat.
Keinginan tersebut sejalan dengan rencana Bima yang juga sebagai Ketua Gerakan Kesejahteraan untuk Tuna Rung Indonesia (Gerkatin) Solo yang sedang getol mensosialisasikan Bahasa Isyarat Indonesia (Basindo) kepada masyarakat sebagai bahasa komunikasi. Di kafe itu, mereka akan mensosialisasikan Basindo.
Di penghujung perbincangan, Menteri Hanif menyempatkan belajar bahasa isyarat kepada Bima, lalu foto bersama.(jpnn)