Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

MANTAP! Indonesia Diserbu Pengejar Gerhana Matahari Total

Minggu, 06 Maret 2016 – 06:30 WIB
MANTAP! Indonesia Diserbu Pengejar Gerhana Matahari Total - JPNN.COM
Gerhana matahari total. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Hitungan hari menjelang momen “siang menjadi malam” semakin pendek. Tinggal empat hari lagi.  Antusiasme masyarakat Indonesia makin terasa. Begitu juga turis, pecinta astronomi, dan ilmuwan dari seluruh penjuru dunia pun bersemangat untuk melihat fenomena tersebut.

Kenapa momen Gerhana Matahari Total  (GMT) tahun ini begitu istimewa ? Banyak astronom dunia menyebut, GMT 2016 seperti atraksi Tuhan yang spesial buat Indonesia.  Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan, pujian itu disebabkan hanya wilayah Indonesia yang dilewati oleh fenomena langka tersebut. Wilayah lainnya adalah berupa hamparan lautan di Samudra Pasifik dan berakhir di Hawaii.

Di wilayah Indonesia, GMT menciptakan bayangan bulan berbentuk elips seluas 100-150 km di 11 provinsi di Indonesia. Masyarakat bisa menyaksikan fenomena tersebut di Indonesia barat pada pukul 07.30 WIB, Indonesia tengah pada 08.35 WITA, dan Indonesia timur pada pukul 09.50 WIT.

Warga dunia juga antusiasi menyambut GMT di Indonesia karena GMT pada Rabu pagi, 9 Maret nanti  adalah yang pertama terjadi pada abad ke-21. Jika melewatkannya, maka baru bisa menikmatinya lagi pada 20 April 2023.

Dengan semua keistimewaan itu, maka Lembaga luar angkasa Amerika Serikat (AS), NASA, tak ragu mengirimkan tim khusus untuk memantau GMT di beberapa lokasi pengamatan di Indonesia. Astronom dari seluruh penjuru dunia pun sejak kemarin, sudah satu per satu tiba di tanah air.

Salah satunya adalah  Xavier Jubier yang dikenal luas sebagai tokoh di organisasi astronom dunia, International Astronomical Union (IAU). Bahkan Jubier mengaku sudah berkeliling di Indonesia sejak sebulan lalu untuk melakukan survey atas undangan Kementerian Pariwasata Indonesia.

Dalam website pribadinya, dia memberikan panduan terkait lokasi dan cara terbaik untuk menikmati fenomena alam yang terakhir terjadi di Indonesia pada 1995 itu. Dalam artikel yang sudah dilihat puluhan ribu netizen itu, Jubier merekomendasikan beberapa lokasi yang bisa digunakan untuk melihat GMT. Antara lain, pulau Woleai di Negara Federal Micronesia, pulau Halmahera, dan Ternate di Indonesia. Dari semua pilihan lokasi terbaik itu, Jabier mengaku bahwa wilayah Maluku adalah tempat yang dirasa cocok dengan durasi gerhana yang cukup lama dan cuaca terang. (bil/wan/kim/flo/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News