Marwan Yakin Real Count KPU Sama Seperti Quick Count
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu Pemilihan Presiden Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Marwan Jafar meyakini hasil perhitungan yang disahkan Komisi Pemilihan Umum 22 Juli nanti, hasilnya akan sama seperti hasil Quick Count beberapa lembaga survei yang kredibel. Menurut Marwan, beberapa lembaga survei yang kredibel dan teruji itu sudah menempatkan ribuan relawan yang tersebar di TPS seluruh Indonesia.
"Berdasarkan pengalaman di Pilkada-Pilkada itu tidak jauh beda antara Quick Count dengan Real Count, karena lembaga survei itu mempunyai relawan di TPS. Sehingga itu sudah bisa mewakili seluruh TPS di Indonesia," ujar Marwan kepada wartawan, Rabu (16/7).
Marwan menambahkan, Quick Count yang dirilis oleh lembaga survei pada Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) juga tidak jauh berbeda dengan hasil Real Count yang resmi ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Oleh karena itu, Marwan menyebut hasil Quick Count di Pilpres kali ini juga akan memiliki presisi dengan Real Count KPU.
"Jika dalam quick count, sekarang pasangan Jokowi-JK memperoleh suara antara 53 persen hingga 54 persen, kemungkinannya real countnya juga seperti itu," tuturnya.
Keyakinan Marwan terhadap akurasi perhitungan quick count tersebut, berdasarkan pada kinerja para relawan beberapa lembaga survei yang tersebar di masing-masing TPS dan hasil pantauan semua struktur PKB yang ada di daerah, bahwa hasil quick count sama dengan hasil real count . "Maka kemenangan Jokowi yang unggul hampir 54 persen itu tidak bisa dihambat, tidak bisa direkayasa oleh kekuatan politik tertentu," ujarnya.
Menurut Marwan, dengan waktu yang tersisa, ada indikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin melakukan menggelembungkan suara dengan melakukan berbuat curang. Kekhawatiran Marwan akan adanya manipulasi perolehan suara, terbukti dengan adanya beberapa indikasi kecurangan yang terjadi di tingkat TPS, PPK, dan KPU Kabupaten.
"Di tingkat kecamatan masih banyak pemain-pemain yang masih mencoba menggelembungkan suara dan mencurangi suara. Suara dari PPK kepada KPU Kabupaten masih banyak terjadi kecurangan di Pilpres kali ini," ujar Marwan.
Marwan juga menghimbau Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk terus mengawasi proses pehitungan suara yang terjadi sesuai dengan kehendak rakyat. “Tidak boleh demokrasi ini dicederai dengan kecurangan dan intimidasi untuk menggelembungkan suara,” ujarnya.(fuz/jpnn)