Masjid dan Sekolah di Indonesia Dikaitkan dengan Aksi Terorisme
Sejumlah masjid dan sekolah di Indonesia, termasuk di ibukota Jakarta, digunakan untuk menyebarkan paham garis keras ISIS dan merekrut pendukung baru.
Lima masjid di Jakarta diduga menjadi tempat di mana dogma ISIS disebarluaskan dan anggota baru direkrut.
Pemerintah Indonesia telah melarang puluhan website ISIS, dan berjanji untuk menindak ajaran ekstrimis di sekolah-sekolah. Tapi Undang-Undang Anti-Terorisme masih dipandang lemah, dan pihak berwenang dinilai kalah dalam pertempuran melawan perekrutan kelompok ISIS.
Di sebuah jalanan berkelok-kelok di Subang, Jawa Barat, berdiri, sebuah pesantren sederhana dengan sejarah yang sangat kontroversial.
Setidaknya tiga teroris, yang terlibat dalam serangan bulan lalu di Jakarta Pusat, bisa dihubungkan ke sekolah ini.
Amad Muhazan, pembom bunuh diri di Sarinah, dan para pemimpin bersenjata dari serangan itu, yakni Afif dan Muhammad Ali, semuanya mengunjungi pondok pesantren itu menjelang serangan dilakukan.
Noordin Mohammad Top juga pernah ke situ sebelum pengeboman Kedutaan Besar Australia di Jakarta terjadi pada tahun 2004.
Tur singkat ke sekolah ini mengungkap beberapa bukti keterkaitannya dengan ISIS, dengan slogan-slogan Negara pro-Islam dan poster mendukung gerakan jihad di Suriah yang tertempel di dinding.