Masuk Tim Peneliti NASA, tak Pernah Terpikir Pindah Kewarganegaraan
’’Sekarang semua mudah karena data satelit bisa diakses gratis,’’ ungkap pria yang sudah 27 tahun melanglang buana di Amerika tersebut.
Ambisi Peneliti Indonesia
Lain Dwi Susanto, lain pula Irwandi Jaswir, dosen dan peneliti di International Islamic University Malaysia (IIUM). Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat, itu tak pernah berhenti untuk meneliti dan menemukan inovasi baru di bidang teknologi pangan serta industri halal.
Meski, dia mengaku baru mempunyai impian tersebut pada masa akhir kuliah.
’’Sebelum kuliah, pikiran saya cuma cari universitas bagus yang memungkinkan untuk cepat dapat pekerjaan. Saya memilih teknologi pangan saat tingkat dua karena standar jurusan itu paling tinggi,’’ jelas alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 1994 itu.
Mendekati kelulusan, ayah tiga anak tersebut baru bertekad penuh untuk hidup di jalur akademis. Gayung pun bersambut.
Dia mendapat jalan untuk melanjutkan pendidikan dengan beasiswa pemerintah Malaysia di Universitas Pertanian Malaysia (UPM).
Di sana, Irwan terus mengembangkan keahliannya di bidang biokimia dan kimia pangan. Setelah bergelar master of science (MSc) pada 1996, Irwan langsung tancap gas mengambil program S-3 dengan gelar ganda dari Universitas British Columbia, Kanada, dan UPM Malaysia.