Masyarakat Mulai Keluhkan Kabut Asap
jpnn.com - PADANG PANJANG - Meski Global Atmospheric Watch (GAW) Koto Tabang melansir kualitas udara per 16 September, masih dalam kategori sedang untuk Sumatera Barat secara umum, namun di Kota Padang Panjang kondisinya mulai dikeluhkan masyarakat. Gangguan pada saluran pernapasan mulai dirasakan sejak Rabu (17/9).
Dilansir dari Padang Ekspres (Grup JPNN), Rabu (17/9), terjangan kabut asap kiriman provinsi tersebut di Padang Panjang juga menyebabkan jangkauan jarak pandang sekitar 1 kilometer saja. Pencemaran udara tidak hanya dirasakan warga yang beraktivitas di luar, namun juga telah mengganggu saluran pernafasan dan mata.
Warga Silaing Bawah, Riswan Efendi (64 tahun), mengakui kabut asap yang menyapu Padang Panjang beberapa hari belakangan, saat ini dirasakan telah menyesakkan dada dan membuat mata terasa perih. Sehingga pria yang kerap beraktivitas di kebunnya ini, memilih berdiam di rumah guna mengantisipasi terserang infeksi saluran pernapasan (Ispa).
"Saya memilih menghentikan kegiatan di kebun karena terganggu kabut asap yang mulai menyesakkan dada dan membuat mata terasa perih. Saya berharap pemerintah mengambil sikap seperti pembagian masker terhadap warga, karena ketersediaan di toko-toko sulit didapatkan akibat tingginya kebutuhan masyarakat," ujar pria yang akrab disapa Mak Is ini.
Demikian juga diungkapkan staf pada Humas di Setko Padang Panjang Bobi (23 tahun) mengaku akibat asap yang makin menebal dirasakan telah mempengaruhi pernafasan. Hal itu disebutkannya juga, cukup mengganggu aktivitas kerja.
Sementara anggota DPRD Padang Panjang, Yudha Prasetya menyesalkan lambannya respon pemerintah dalam menyikapi situasi pencemaran udara di kota berhawa sejuk itu. Bahkan Pemko dinilai abai terhadap resiko Ispa yang akan dilami masyarakat jika tidak diberikan tindakan pencegahan. Serangan kabut asap terhadap Kota Padang Panjang saat ini, dinilai tidak hanya sekadar membahayakan saluran pernapasan dan gangguan pada mata, namun juga bisa memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Menyikapi hal itu, Pemko melalui Dinas Perhubungan semestinya cepat tanggap menjalin koordinasi dengan instansi terkait seperti jajaran kepolisian.
"Selain mengapresiasi keluhan masyarakat dengan segera membagikan masker, pemerintah semestinya juga mengawasi kondisi lalu lintas. Langkah-langkah yang harus diambil, salah satunya menerbitkan imbauan melalui radio-radio untuk mengingatkan masyarakat serta pengguna jalan untuk senantiasa hati-hati karena minimnya jarak pandang," ujar politisi muda dari Partai Gerindra tersebut.
Namun Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang Panjang, Nuryanuar menjawab akan segera memantau kondisi pencemaran cuaca. "Saya masih di Bukit Tinggi saat ini. Secepatnya kami akan memantau kondisi cuaca," jawab Nuryanuar. (rk/wrd/wni)