Mata Kanan Pemain PSS U-16 Anggriyanto Faisal Terkena Lemparan Pecahan Ubin
Berdasar pantauan Jawa Pos, awalnya kerusuhan pecah di tribun selatan, dekat area VIP. Suporter dari kedua tim terlibat aksi saling lempar. Ketegangan sempat mereda ketika beberapa perwakilan Aremania dan suporter PSS membentangkan banner persahabatan keliling lapangan. Bahkan, sempat saling tukar syal. Pertandingan bisa dimulai dengan aman.
Namun, saat pertandingan baru dimulai, ketegangan terjadi lagi. Kali ini terjadi di tribun utara, juga dekat area VIP. Saling lempar kembali terjadi walaupun berhasil dihentikan pihak keamanan. Pertandingan berlanjut dan PSS mencetak gol lebih dulu melalui pemain asal Argentina Brian Ferreira pada menit kedua.
Setelah momen itu, ketegangan sempat mereda. Kedua suporter saling beradu chant untuk mendukung tim masing-masing. Nah, kerusuhan pecah setelah striker baru Arema Sylvano Comvalius mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-29.
Wasit Yudi Nurcahya terpaksa menghentikan pertandingan karena dia melihat kerusuhan yang kian luas. Apalagi, pihak keamanan sempat menembakkan gas air mata. Tim PSS dan Arema FC langsung diamankan ke lorong stadion.
Untung saja, kerusuhan di luar stadion berhasil diredam. Pihak keamanan yang merupakan gabungan dari TNI dan Polri berhasil meredakan keributan yang berpotensi membesar.
BACA JUGA: Kritik Keras Andre Rosiade Diarahkan ke AHY
Pada era Perserikatan 1990-an, Nurkiman, salah seorang pemain Persebaya Surabaya, juga mengalami luka di mata akibat lemparan benda keras saat berada dalam bus ketika lawatan ke Malang. Cedera itu pun mengakhiri karirnya yang baru seumur jagung.
Karena itulah, Manajer Tim PSS U-16 Johanes Sugianto mengutuk kerusuhan yang berbuntut malapetaka bagi Aggriyanto tersebut. Selain kembali memperburuk citra sepak bola nasional, dia khawatir dengan masa depan pemainnya tersebut.