Mayasari Tempe
Oleh: Dahlan IskanKami harus pindah dari resto yang padat itu. Cari kafe. Mengobrol dilanjutkan ke kafe. Lebih serius.
Kami bicara soal apa yang bisa disumbangkan dari studi tadabur untuk kemanusiaan masa depan. Juga tentang apakah akhlak yang baik itu bisa dimonopoli satu agama.
Lien masih lama di Chicago. Beasiswanya memang sembilan tahun. Saya kembali ternganga. Sembilan tahun. Baru dapat gelar doktor. Bukan 18 bulan.
Untungnya sang suami bisa dapat pekerjaan di Chicago. Secara legal. Dapat izin kerja.
Ternyata suami-istri ini juga kangen tempe. Jamal beberapa kali membuat tempe. Pakai air keran.
"Menurut saya sih enak, tapi, kan, tidak ada pembandingnya," ujar Jamal.
Kini dia punya pembanding. Maya memberinya tempe hasil dari pabriknya yang di Indiana.
Oleh-oleh tempe itu tidak hanya untuk Lien. Saya juga diberi oleh-oleh keripik tempe.