Mbak Puan Puji Keberhasilan Tiongkok Bangun Karakter Rakyat
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani pada Kamis (3/9) lalu mewakili pemerintah Indonesia menghadiri undangan pemerintah Tiongkok dalam peringatan ke-70 kemenangan Negeri Tirai Bambu itu atas Jepang dalam Perang Dunia II. Puan menyebut ada pesan yang hendak disampaikan Tiongkok kepada dunia dari perayaan besar-besaran yang digelar di Lapangan Tiananmen, Beijing, Kamis (3/9) itu.
Sejumlah tokoh dunia hadir di acara itu. Misalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon.
Puan yang berkesempatan berfoto bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping menyebut rakyat di negeri dengan jumlah penduduk terbesar di dunia itu benar-benar kompak dan disiplin dalam mempersiapan dan merayakan peristiwa bersejarah itu. Menurut Puan, rakyat Tiongkok punya semangat gotong royong yang kuat demi mensukseskan acara itu.
“Mereka selalu bersungguh sungguh, penuh disiplin dan komitmen dalam melakukan hal-hal kecil apalagi hal-hal yang besar. Dalam penyelenggaraan kegiatan besar ini menunjukkan adanya koordinasi kesatuan komando serta gotong royong masyarakat,” ujarnya sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemenko PMK, Sabtu (5/9).
Sebagai contoh, Tiongkok meliburkan warganya hingga 2 hari untuk perayaan itu. Puan menyebut warga Tiongkok demi kepentingan nasiobalnya bersedia berkontribusi. “Upacara ini juga mencerminkan rasa nasionalisme dan patriotisme,” paparnya.
Politikus PDI Perjuangan itu lantas menyebut Tiongkok mampu membangun karakter bangsa agar warganya disiplin, menghormati orang tua, rajin dan bekerja keras, serta tidak suka mengeluh dengan keadaan. “Mereka pantang menyerah dan gotong royong ditanamkan sejak dini di rumah, di sekolah dan di lingkungannya. Setiap anak sejak dini ditanamkan jiwa dan semangat nasionalisme, cinta dan bela negara,” paparnya.
Namun demikian Puan juga melihat ada pesan lain di balik perayaan itu yang juga dihadiri angkatan perang dari negara-negara lain seperti Afghanistan, Belarusia, Mesir, Fiji, Venezuela, Kuba, Pakistan dan Rusia itu. Yakni pesan tentang pentingnya perdamaian dan perang bukanlah solusi untuk menyelesaikan pertikaian antar-negara.
“Perdamaian dan pembangunan menjadi kepentingan bersama secara global. Upacara ini juga mencerminkan rasa nasionalisme dan patriotisme,” tutur Puan.(ara/JPNN)