Mega Tuding SBY-JK Terlibat
jpnn.com - JAKARTA – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyatakan bahwa dirinya tidak khawatir jika Panitia Angket Kenaikan BBM di DPR memanggilnya sebagai mantan Presiden RI yang turut bertanggungjawab dalam penjualan gas alam dari ladang gas di Tangguh, Papua ke China secara murah yang diduga merugikan keuangan negara hingga ratusan triliun rupiah.
Megawati justru menuding dua bekas pembantunya di kabinet yang kini menjadi Presiden dan Wapres, yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla sebagai pihak yang turut bertanggung jawab dalam kontrak penjualan gas Tangguh. "Bilang sama Pak JK dan SBY mereka juga ada di situ," cetus Megawati di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan usai peuncuran Program PDIP Rumah Perempuan, Senin (25/8).
Pernyataan Megawati itu sekaligus untuk menjawab pernyataan Wapres Jusuf Kalla agar Panitia Angket BBM memeriksa Megawati. Menurut JK, seharusnya Panitia Angket tak hanya memeriksa pihak-pihak dari pemerintahan saat ini namun juga pada pemerintahan sebelumnya yang telah menjual gas Tangguh dengan harga murah ke China.
Kontrak penjualan gas Tangguh ditandatangani pada era kepresidenanan Megawati tepatnya tahun 2002. Harga gas tangguh yang dijual ke Sempra-sebuah perusahaan migas dari China- tercatat seagai harga jual gas termurah dalam sejarah RI. Gas Tangguh dijual ke Sempra selama 20 tahun dengan harga kurang dari US $ 4 per mile-mile British thermal unit (MMBTU) dan berlaku sistem flat.(ara/JPNN)