Membangun Tanpa Menggusur
Oleh Dahlan IskanAyahnya sudah lama menjual rumah itu. Saat Omar masih remaja. “Di sinilah dulu saya bermain,” katanya.
Di kanan kiri bekas rumahnya itu sudah berdiri perumahan baru. Khas Konya. Khas kota-kota di Turki. Itulah model baru perumahan rakyatnya.
Bentuk rumahnya seperti flat. Empat susun. Atau lima susun. Paling tinggi 8 susun.
Satu gedung yang empat lantai berisi 16 keluarga. Tiap lantai hanya untuk empat keluarga.
Kalau gedung itu 8 lantai, isinya 42 keluarga. Tiap gedung berjarak dengan gedung lainnya. Jarak itu cukup untuk lalu-lintas mobil. Bahkan untuk arena bermain anak-anak.
Tidak terlihat deretan rumah susun yang kesannya seperti rumah burung. Konsep pembangunan perumahannya sangat “sosialis”. Atau “agamis”. Yakni ‘membangun tanpa menggusur’.
Para pemilik rumah di kampung lama terjamin: akan tetap di lokasi itu. Kalau toh harus pindah hanya sementara. Hanya saat flat itu dibangun.
Mereka disewakan rumah. Di flat baru yang belum berpenghuni. Dua tahun kemudian mereka pulang kampung. Dengan kampung yang sudah baru.