Memperkaya Jiwa, Kuliah Sambil Jalan-Jalan Ala Alumni Australia
“Namanya juga ingin memaksimalkan peluang yang ada, ya sudah kenalan-kenalan gitu sama students (mahasiswa) lain yang ikutan, jadinya punya banyak teman dari berbagai negara.”
Dari perjalanan itu, Yani selanjutnya ditunjuk menjadi tour guide (pemandu wisata) dan mendapat kesempatan lain yang lebih besar.
“Nah ternyata pengalaman itu membawa ke pengalaman yang lain, di mana selanjutnya, saya dapat kerjaan jadi Welfare Officer Ambassador-nya Australia Awards untuk program leadership training. Saya semacam guide cuma untuk hal yang lebih serius,” ceritanya kepada Nurina Savitri dari Australia Plus.
Di pekerjaan itu, selain bertugas mendampingi 24 staf BUMN dari Indonesia untuk mengikuti program kepemimpinan di Australia, Yani-pun lagi-lagi mendapat kesempatan pelesir. Salah satunya ke Gold Coast.
“Sebelum menikmati keindahan pantai dan area Surfers Paradise, setelah makan siang kami bersepakat untuk bersama-sama melihat pemandangan Gold Coast dari The Skypoint Observation Deck. Ah..lagi-lagi aku pun dibuat takjub oleh keindahan alam yang berpadu dengan keindahan karya manusia,” demikian potongan tulisan yang ia ceritakan dalam ‘Soul Travellers’.
Yani menuturkan, pengalaman yang ia tulis dalam buku itu lebih merupakan refleksi pribadinya, bagaimana ia memaknai semua pengalaman jalan-jalan yang dilalui.
“Jadi ketika saya refleksikan pengalaman traveling dalam rangka tugas atau kerja, itu rasanya semakin ada rasa syukur, karena saya itu bisa sekolah di sana saja sudah syukur, terus tiba-tiba dapat rezeki jadi tour guide, dapat pengalaman baru, dapat teman, apalagi kalau mengingat saya sempat nggak dapat beasiswa untuk biaya hidup.”
Lewat tulisannya dalam ‘Soul Travellers’, Yani memiliki pesan khusus untuk para pembaca.